Home Teknologi Menristek: Riset Harus Punya Nilai, Bukan Demi Naik Pangkat

Menristek: Riset Harus Punya Nilai, Bukan Demi Naik Pangkat

Sleman, Gatra.com – Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mendorong universitas menghasilkan riset dan inovasi yang dibutuhkan masyarakat dan punya nilai, bukan demi kenaikan pangkat peneliti. Guna mewujudkannya, universitas diminta menggandeng swasta.

Bambang menyatakan hal ini saat memberi kuliah umum bertajuk ‘Strategi dan Arah Kebijakan Kemeristek/BRIN Dalam Pengembangan Iptek dan Inovasi’ di Universitas Gadjah Mada, Rabu (18/12).

“Dalam program prioritas riset 2020-2024, kita menginginkan ekonomi Indonesia ke depan bertumpu pada inovasi yang dilakukan baik di sisi hulu maupun hilir,” jelasnya.

Sebagai upaya menciptakan kerjasama itu, Kemenristek mendorong perguruan tinggi menyediakan sains techno-park sebagai tempat bertemunya akademisu dan pengusaha untuk bekerjasama. Jika ada kesepakatan antara keduanya tentang materi riset, pemerintah baru hadir.

Bambang mengatakan konsep triple-helix ini tidak hanya membantu regulasi atau perizinan hasil riset, tapi juga memberi pendanaan dengan sistem berbagi.

“Kami menilai sharing anggaran ketiga pihak sebuah hal yang baik untuk riset serta bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Bambang.

Dalam lima tahun mendatang, Kemenristek menargetkan terbangun lima-tujuh sains techno-park utama di beberapa universitas dan lembaga non-kementerian.

Namun yang paling penting, menurut Bambang, pemerintah ingin hasil riset memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisa menghasilkan nilai, bukan sekadar memenuhi kebutuhan periset yang biasanya digunakan untuk kenaikan pangkat.

Kemenristek menerangkan Prioritas Riset Nasional 2020-2024 dari Flagship Nasional Terintegrasi dan Flagship Kementerian/Lembaga. Flagship Nasional meliputi sembilan fokus, 30 tema, dan 47 topik yang diharapkan dapat menghasilkan 49 produk inovasi yang strategis, relevan, dan berdampak pada daya saing Indonesia.

Adapun Flagship Kementerian/Lembaga meliputi sembilan fokus, 80 tema,dan 369 topik unggulan kementerian/ lembaga. Dengan sinergi triple-helix, Kemenristek menargetkan inovasi yang dihasilkan mampu mendorong perekonomian Indonesia pada 2024 mencapai 6 persen.

Dalam sambutannya, Rektor UGM Panut Mulyono menyatakan pihaknya telah menugaskan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi mengoptimalkan sinergi riset dan inovasi dengan industri.

“Direktorat ini bertugas sepenuhnya di proses inkubasi, pengembangan usaha, dan akselerasi di UGM Science Techno Park terhadap berbagai hasil riset dan inovasi akademik dilakukan, dengan bekerjasama dengan industri,” katanya.

Dua tahun terakhir, Panut menyatakan, UGM telah menyelenggarakan Forum Riset Industri untuk memperkuat sinergi tiga pihak tersebut. Forum ini fokus pada empat tema kluster bidang riset yaitu kesehatan, agrokompleks, sains dan teknologi, serta sosio-humaniora.

 

180