Merangin, Gatra.com – Selain menemukan banyak dokter berstatus tenaga kerja sukarela (TKS ) yang menjadi dokter jaga di ruangan rawat inap RSUD Kol Abunjani Bangko, Komisi II DPRD Merangin juga menemukan ada seorang pasien yang sudah berhari-hari dirawat di RSUD Kol Abunjani Bangko namun hanya mendapat perawatan dari perawat dan dokter TKS.
Hal mengejutkan lagi yang ditemukan oleh Komisi II DPRD Merangin saat mendengar dari keluarga pasien bahwa pelayanan pengobatan pasien hanya melalui telepon seluler oleh dokter spesialis yang menangani pasien tersebut.
Merasa tidak dilayani oleh dokter, pihak pasien berencana untuk memindahkan pasien ke rumah sakit di luar Kabupaten Merangin.
Tak hanya sampai di situ, sebelumnya Komisi II DPRD Merangin juga menemukan tidak adanya perawat jaga atau dokter jaga berada di ruangan saat malam hari. Alasannya jika mereka yang berjaga sedang berada di lantai dua gedung rawat inap.
Ketua Komisi II DPRD Merangin M. Yani mengaku kecewa dengan pelayanan RSUD Kolonel Abunjani Bangko. "Masak ada dokter yang memberi penanganan medis melalui telepon seluler dengan alasan sedang berada di luar kota. Apa pun alasannya tidak etis seorang dokter memberi perawatan melalui telepon seluler,” kata M. Yani yang juga pernah menjadi cleaning service di RSUD Kol Abunjani pada tahun 2001 hingga 2002.
Yani akan meminta penjelasan Dirut RSUD tersebut agar kejadian tidak terulang lagi. "Saya minta agar rumah sakit segera berbenah. Jangan sampai terulang lagi ini soal kemanusiaan. Jadi penanganannya harus benar-benar maksimal,” ujarnya singkat, Rabu (18/12).
Dirut RSUD Kolonel Abunjani, dr Berman Saragih belum dapat dikonfirmasi Gatra.com. Ponselnya bernada aktif namun tak diangkat. Pesan pendek yang dikirim pun belum dibalas.