Semarang,Gatra.com - Pengamat ketahanan pangan Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Prof Budi Widianarko menilai perlu adanya penghargaan bagi para petani agar regenerasi SDM pertanian dapat dilaksanakan.
"Sekarang anak anak muda enggan turun ke sawah jadi petani karena memang tani tidak menjanjikan penghasilan yang tinggi," ujar Budi saat ditemui Gatra.com, Rabu (18/12).
Menurutnya, perlu adanya sebuah terobosan agar pertanian menjadi sebuah pekerjaan yang menjanjikan, dengan pendapatan atau upah yang lebih tinggi. "Sekarang yang ideal adalah menanam komoditas pertanian yang nilainya lebih tinggi, seperti sayur atau buah organik," kata Budi
Apalagi saat ini produk pertanian organik sedang menjadi tren kesehatan baru terutama bagi masyarakat yang tinggal di kota kota besar.
"Sekarang orang lebih suka beli sayur yang organik karena lebih sehat, bebas pestisida meskipun harganya lebih mahal dari sayur yang tidak organik," ucapnya.
Selain itu, pemerintah juga harus memiliki kebijakan yang berpihak pada petani, sehingga petani tidak lagi menjual lahannya, terutama di Pulau Jawa.
"Harus ada pemihakan politik yang jelas kepada petani, kami tidak bisa menyalahkan para petani yang menjual lahannya, karena uang yang mereka dapatkan dari menjual lahan lebih nesar daripada menggarap sawah mereka," tuturnya.
Untuk itu, saran Budi, pemerintah musti memberikan upah yang layak bagi petani yang memiliki lahan dan masih digarap. "Misal jika petani punya lahan sebesar sekian maka diberikan kompensasi sekian, yang intinya lebih dari UMK daerah tersebut, agar para petani dan anak anak muda kembali menggeluti sektor pertanian," ujarnya.