Sigonella, Gatra.com - NATO tak lama lagi akan menerima drone Global Hawk buatan Amerika Serikat (AS). Drone tersebut merupakan pesawat pengintai kedua dari lima pesawat yang ditargetkan beroperasi tahun 2022.
NATO meyakini drone tersebut akan menjadi drone yang paling canggih di dunia dan mampu melakukan pengawasan di daratan dan laut serta memberikan visibilitas yang lebih besar daripada satelit. Alat pengintai ini dapat terbang hingga 30 jam, bertahan di cuaca buruk, dan menghasilkan peta rinci, foto dan data untuk komandan.
Perancangan drone Global Hawk sempat tertunda selama bertahun-tahun. Adapun, pengawasan wilayah NATO melalui drone pertama kali dibahas tiga dekade lalu dan dijadwalkan untuk beroperasi mulai 2017.
"Ini jalan yang sangat, sangat panjang," kata Brigadir Jenderal Volker Samanns, dikutip dari Reuters, Rabu (18/12).
Global Hawk adalah drone kedua yang diterima NATO setelah drone pertama dengan produsen Northrup Gummam dikirim pada November lalu. Tiga drone lainnya diperkirakan datang pada musim panas mendatang.
“Kami pada dasarnya menciptakan pasukan udara kecil," ujar Samanns.
Drone akan diujicobakan dengan sistem jarak jauh dari Sigonella, Italia dan terbang di wilayah udara NATO, tetapi bisa juga diterbangkan lebih luas dalam konflik.
Drone semakin menjadi fitur dalam perang modern karena masa terbang yang panjang dan pengumpulan intelijen.
Brigadir Jenderal Phillip Stewart, seorang mantan komandan Global Hawk di Amerika Serikat, mengatakan dia tidak percaya Moskow dan Beijing memiliki kecanggihan sistem NATO.
"Ini adalah lompatan ke depan," kata Stewart kepada wartawan.