Jakarta, Gatra.com- Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan peserta beasiswa pelatihan Digital Talent Scholarship 2020 sebanyak 50.000 peserta. Hak ini guna melatih dan menyiapkan talenta digital yang kompeten di era industri 4.0., sebanyak 89 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia terlibat aktif sebagai penyelenggara.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menyatakan Revolusi Industri 4.0 menjadi sebuah hal tak terelakkan yang mempengaruhi dunia dengan sangat cepat dan membawa ke era age of disruption. Presiden menegaskan Big Data, Artificial Intelligence, dan segala teknologi 4.0 telah meruntuhkan semua definisi, ukuran bahkan teori yang selama ini menjadi rujukan.
“Age of disruption ini memberikan peluang yang sangat besar, dan di saat bersamaan juga memunculkan tantangan yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya,” papar Presiden dalam sambutannya di ASEAN-Republic of Korea CEO Summit di Busan pada 25 November 2019 lalu.
Menurut Presiden Joko Widodo, salah satu faktor yang menjadi kunci untuk mendorong keunggulan kompetitif di era baru ini adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Berdasarkan laporan World Bank tahun 2016 menunjukkan saat ini Indonesia mengalami kekurangan tenaga kerja bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebesar 9 juta orang sepanjang tahun 2015-2030. Artinya, ada pekerjaan rumah bagi kita untuk menghasilkan rata-rata 600.000 orang talenta digital dalam satu tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan akan SDM di bidang digital, pada tahun 2018 Kementerian Komunikasi dan Informatika mulai menginisiasi Program Digital Talent Scholarship dengan memberikan beasiswa pelatihan keterampilan teknis bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk 1000 orang peserta terpilih.
“Sambutan publik begitu luar biasa pada saat itu, salah satunya ditunjukkan dengan jumlah pendaftar sebanyak lebih dari 46.000 orang,” ujar Menteri Kominfo Johnny G. Plate dalam acara Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Fresh Graduate Academy (FGA) dan Vocational School Graduate Academy (VSGA) Digital Talent Scholarship (DTS) Tahun 2020 di Jakarta, Selasa (17/12) melalui rilis yang diterima Gatra.com.
Pada tahun 2019 ini, Program DTS memberikan beasiswa kepada 25.000 orang. Peserta terbagi ke dalam 4 jenis akademi yakni Fresh Graduate Academy (FGA), Vocational School Graduate Academy (VSGA), Coding Teacher Academy (CTA), dan Online Academy (OA).
Setiap peserta dibekali technical skill serta soft skill untuk menunjang perkembangan karir. Bahkan, Program DTS 2019 juga membantu peserta mencari kerja melalui coaching clinic dan platform Simonas Kominfo yang telah dimanfaatkan oleh setidaknya 90 perusahaan nasional untuk menyerap lulusan DTS.
Tahun 2020. Program DTS akan memberikan beasiswa untuk 50.000 orang peserta. Empat akademi akan dipertahankan, ditambah dengan Thematic Academy dan Regional Development Academy. Dua akademi terakhir merupakan upaya memberikan perhatian lebih besar pada kaum difabel, masyarakat di daerah terdepan, terpencl dan teringgal (3T), maupun masyarakat di berbagai kawasan prioritas pembangunan.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate menyatakan hal itu sebagai komitmen pemerintah untuk mengejar ketertinggalan ketersediaan talenta digital di Indonesia. “Ini komitmen saya dan Kementerian Kominfo untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang talenta digital. Tidak berhenti sampai di situ. Bahkan saya berkomitmen untuk lebih progresif di tahun-tahun yang akan datang akan melipat-gandakan jumlah penerima beasiswa,” tandasnya.
Bahkan dalam Program DTS 2020, tema pelatihan yang ditawarkan lebih beragam. Mulai dari Artificial Intelligence, Big Data Analytics, Cloud Computing, Cybersecurity, Internet of Things, dan Machine Learning. Ada juga Programming, Graphic Design, Multimedia and Animation, dan Network Administration. Selain itu ada pelatihan Digital Policy, Digital Entrepreneurship, Digital Communication, Business Intelligence, Financial Technology, serta Blockchain.
Menurut Menteri Kominfo Johnny G. Plate, Program DTS bukanlah sekadar program biasa. Program itu mendapatkan dukungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun Kementerian Riset dan Teknologi. “Program ini menunjukkan dengan jelas bahwa kolaborasi adalah sebuah kunci. Selama satu tahun terakhir dua kementerian itu membantu Kominfo untuk mencari berbagai terobosan pengembangan DTS. Saya rasa saat ini sudah bukan jamannya ego-sektoral, dan kita telah membuktikannya,” paparnya.
Dalam pelaksanaannya, Program DTS pada tahun 2019 didukung oleh 54 Perguruan Tinggi program DTS 2019 yang menjadi mitra Kementerian Kominfo. Tahun depan akan ada penambahan 34 Perguruan Tinggi mitra baru untuk penyelenggara DTS.
“Saya ingin mengucapkan apresiasi kepada 54 Perguruan Tinggi program DTS 2019 yang menjadi mitra Kementerian Kominfo dan berkontribusi besar dalam menyukseskan program di tahun ini. Saya juga menyambut dengan penuh kehangatan 36 Perguruan Tinggi mitra baru. Dengan demikian, Kementerian Kominfo akan memiliki mitra sebanyak 88 Perguruan Tinggi untuk penyelenggaraan DTS tahun 2020,” tutur Menteri Kominfo Johnny G. Plate.
Tak hanya itu, Program DTS juga didukung asosiasi bisnis dan profesi, startup lokal, dan perusahaan teknologi global. “Saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dalam penyelenggaraan DTS 2020. DTS bukan semata program Kementerian Kominfo; DTS adalah sebuah ekosistem triple helix, di mana dunia akademik, swasta, dan pemerintah bersinergi dalam harmoni,” ungkapnya.