Karanganyar, Gatra.com - Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu resmi memakai lahan seluas 13.000 meter persegi untuk area edukasi di Desa Tohkuning dan Desa Doplang, Karangpandan. Lahan tersebut hasil tukar guling aset B2P2TOOT yang terkena proyek jalan tembus Tawangmangu-Sarangan di wilayah Desa Tlogodlingo.
Kepala Bagian Tata Usaha B2P2TOOT Awal Prihatin Kusuma Dewi mengatakan mengatakan proses tukar guling dimulai sejak 2004 lalu. Kini, proses administrasi oleh pihaknya dan Pemkab Karanganyar telah beres.
"Kelengkapan hitam di atas putihnya sekarang lengkap. Dulunya, selama aset itu dipakai jalan tembus, kami sudah menggunakan lahan di Tohkuning dan Doplang. Untuk kegiatan ekstraksi tanaman obat," katanya kepada gatra.com di ruang Podang II kantor Stda Karanganyar, Selasa (17/12).
B2P2TOOT juga mengakses kebun-kebun tanaman di lokasi tukar guling itu untuk edukasi. Artinya, terbuka bagi masyarakat yang menginginkan pelatihan dan bintek budidaya tanaman obat.
Dua lokasi tersebut dinilai cocok membudidayakan tanamanan obat yang bervariasi. Seperti temulawak, kunyit, jahe dan jati belanda.
"Dikembangkan menjadi smart garden. Berad di ketinggian 500 mdpl. Kami memang membutuhkan lokasi dengan kondisi bervariasi agar memenuhi standardisasi kebun tanaman obat," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo mengatakan telah menjalin kerjasama dengan B2P2TOOT dalam bentuk pemanfaatan hasil penelitian tanaman obat. Saat ini, delapan puskesmas merekomendasi produk ekstrak tanaman obat dikonsumsi pasien.
"Sebenarnya ada 21 puskesmas di Karanganyar yang memakai produk tanaman tradisional hasil penelitian B2P2TOOT. Namun yang sudah efektif berjalan kerjasamanya baru delapan puskesmas," katanya.