Jakarta, Gatra.com - Jangan sepelekan nyeri lutut. Ini merupakan penyebab utama pasien datang ke ruang praktik dokter. Penyebab mereka berobat karena harus melakukan aktivitas harian.
Sebagian nyeri lutut memang pulih dengan sendirinya. Namun tak jarang yang diselesaikan dan tak bisa disembuhkan dengan obat-obatan nyeri. Selain mengatasi yang sulit, kerumitan juga sulit untuk digerakkan.
Dokter Ibrahim Agung, SpKFR, dokter rehabilitasi medik, mengatakan bahwa sebagian besar pasien mengalami pertolongan ini menentang operasi namun masih ingin terbebas dari rasa sakit.
"Untuk menderita yang diakibatkan osteoartritis (pengapuran sendi-OA), hampir semua orang akan mengalami akibat proses penuaan," katanya dalam jumpa pers yang berlangsung di Lamina Pain and Spine Center, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Penyebab cedera lutut antara lain cedera, masalah mekanis, radang sendi, dan lainnya. Selain cedera pada salah satu ligamennya (ligamen anterior cruciate / ACL), ada juga luka akibat masalah pada komponen penyangga lututseperti tendon, tulang rawan, dan kantong cairans endi (bursa).
Nyeri lutut ini juga bisa memutari bursitis yaitu peradangan atau pembengkakan bursa. Kemudian bila ada gangguan mekanis, misalnya iliotibial band syndrome (ITBS), sering dialami oleh para pelari.
Namun, jangan khawatir, sakit itu bisa diatasi, salah satunya dengan injeksi dengan Platelet-Rich Plasma (PRP) yang memiliki prinsip kerja regenerasi. Prinsip regenerasi dapat diterima 'memudakan' kembali sendi yang sudah menua.
Terapi PRP telah meluas selama beberapa periode terakhir dan penerapannya tidak sesuai pada kasus yang ditentukan Muskuloskeletal olahraga saja tetapi juga pada kasus degeneratif tulang rawan dan sendi seperti OA.
Terapi PRP dilakukan dengan mengambil darah pasien - kira-kira kira-kira 8-10 cc - lalu diambil dengan sentrifugasi untuk diambil komponen plasma (platelet) yang dibutuhkan akan disuntikkan ke sendi lutut.
“PRP yang mengandung faktor pertumbuhan (faktor pertumbuhan) dan protein lain yang dapat membantu proses perbaikan (regenerasi) jaringan, sehingga dapat membantu perbaikan / perbaikan jaringan yang rusak secara alamiiah,” sambung Ibrahim dalam siaran persnya yang diterima Gatra.com (16/12) ).
Menurut Ibrahim, PRP diberikan sebanyak tiga kali (satu kali per bulan) dan dilakukan evaluasi dalm waktu 6 bulan dan 12 bulan. Pasca-PRP juga perlu beberapa hal, antara lain penggunaan brace (jika perlu), dan melakukan latihan penguatan otot sesuai dengan persetujuan dokter.
Selain itu, PRP juga bermanfaat terhadap cedera lutut yang diakibatkan oleh cedera yang diakibatkan oleh peregangan, sebagian sobek bahkan dalam kondisi pecah total. Namun dalam kasus ini, PRP dikombinasikan dengan fisioterapi.