Purbalingga, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mengembangkan sistem pertanian minapadi, yakni sebuah teknik budidaya pertanian yang menggabungkan pertanian padi dengan budidaya ikan konsumsi.
Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Mukodam meyakini sistem ini akan meningkatan produktivitas sawah. Pasalnya, genangan di bawah tanaman padi bisa dimanfaatkan.
“Kalau pun produksi gabahnya tidak meningkat, tapi bisa dipertahankan. Tapi ini justru meningkat karena ada beberapa aspek yang terbantu dengan keberadaan ikan,” katanya, Senin (16/12).
Dia mengemukakan, dalam budidaya sistem minapadi, pinggir sawah dibuat kamalir untuk mengantisipasi turunnya permukaan genangan. Akan tetapi, meski ada bagian sawah yang tak ditanami produktifitas justru meningkat.
“Kita yang mengurus tanaman padinya. Ikannya adalah bagian DKPP Purbalingga,” ucapnya.
Pasalnya, beberapa perawatan tanaman padi yang biasanya dilakukan secara mekanis sudah otomatis terjadi dengan keberadaan ikan. Selain itu, kotoran ikan juga menjadi pupuk tambahan yang akan menyuburkan padi.
“Gulma itu langsung dimakan oleh ikan. Jadi petani tidak perlu menyiangi padi,” ujarnya.
Keuntungan lainnya, selain panen padi, petani juga panen ikan. Tentu, panen ikan ini akan menambah penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Namun begitu, Mukodam pun mengatakan bahwa sistem minapadi hanya bisa diterapkan di wilayah yang suplai airnya terjamin sepanjang tahun. Pasalnya, kekeringan akan menyebabkan kematian ikan massal.
“Ya kalau daerah yang tidak teraliri air sepanjang tahun tidak bisa. Karena ikan selalu butuh genangan setiap saat. Jangan sampai terjadi kekeringan,” jelasnya.
Mukodam mengungkapkan, salah satu yang telah mengembangkan sistem minapadi adalah Desa Gembong, Kecamatan Bojongsari. Di wilayah ini ada 10 hektare dan tahun depan bertambah menjadi 17 hektare.