Home Kesehatan Studi Temukan Hubungan Rokok Elektronik dan Naiknya Depresi

Studi Temukan Hubungan Rokok Elektronik dan Naiknya Depresi

Baltimore, Gatra.com - Dikenal sebagai vaping, rokok elektronik bertenaga baterai menggunakan panas untuk memberikan koktail aerosol nikotin dan rasa kepada penggunanya. Rokok elektronik menghasilkan awan kecil uap, sedangkan rokok melepaskan asap.

Banyak orang memercayai, uap tersebut mengandung air. Bahkan, menyimpan berbagai jumlah bahan kimia beracun yang memiliki hubungan dengan penyakit jantung dan pernapasan, serta kanker.

Dilansir Medical News Today, Senin (16/12), penggunaan rokok elektronik di AS telah meningkat sejak diperkenalkan sepuluh tahun lalu. Menurut Annals of Internal MedicineTrusted Source, pada 2016, diperkirakan 10,8 juta orang di AS menggunakan rokok elektronik. Dari jumlah ini, 2,8 juta (9,2%) berusia 18-24 tahun.

Sekarang, beberapa ahli menganggap vaping sebagai epidemi di kalangan remaja. Jumlah siswa sekolah menengah yang beralih menjadi vaping naik dua kali lipat pada tahun 2018.

Baru-baru ini, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Network OpenTrusted Source menemukan hubungan yang signifikan antara vaping dan depresi. Meskipun, hubungan antara rokok tradisional dan depresi terutama mendorong penelitian. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa 9,1% dari mereka yang depresi adalah pengguna rokok elektronik.

Penulis pertama penelitian ini, Dr. Olufunmilayo Obisesan dari John Hopkins University di Baltimore mengatakan kepada Medical News Today, rokok elektronik telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan gangguan depresi mayor. Hal ini telah terbukti sangat prediktif terhadap perilaku bunuh diri di masa depan di antara individu dengan riwayat depresi.

"Mengingat kesamaan dalam beberapa konstituen rokok konvensional dan rokok elektronik, kami memutuskan untuk mengeksplorasi keberadaan hubungan yang sama antara e-rokok dan depresi," ujarnya.

342