Pekanbaru, Gatra.com - Sudah tiga hari Iwan Sarjono Siahaan meluahkan penderitaannya ke polisi Polda Riau. Waktu melapor, tubuh lelaki 31 tahun ini nampak lebam setelah dikeroyok oleh ayah dan tiga orang saudara kandungnya di Desa Kesuma Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan.
Sebelum melapor, Pendeta di Gereja Tuhan di Indonesia (GTDI) di kawasan jlan RAPP kilometer 72, Desa Kesuma ini sempat dirawat di rumah sakit Pangkalan Kerinci, ibukota Kabupaten Pelalawan.
"Laporannya sedang kita dalami," kata Kabid Humas Polda Riau, Kombes Sunarto kepada Gatra.com, Minggu (15/12).
Yang membikin Iwan miris, dia diniaya oleh ayahnya (Manaek Siahaan) dan 3 saudara kandungnya (Yusuf Siahaan, Daniel Siahaan dan Jhon Fieter Siahaan) saat dia bersama jemaat melakukan persiapan Natal pada Kamis (5/12) lalu.
"Mereka seperti mau membunuh saya. Soalnya Jhon sempat mengambil pisau dapur dan mau menikam saya. Untung saya tangkis pakai paha. Soalnya saat itu tangan saya dipegangi oleh abang saya yang lain," cerita Iwan kepada Gatra.com di Pekanbaru.
Waktu itu kata Iwan, Manaek dan 3 saudaranya tiba-tiba datang dan langsung menganiaya Iwan. "Ada sejumlah jemaat yang melerai, tapi jemaat itu malah dipukuli mereka," ujarnya.
Lantaran dikeroyok kata Iwan, dia tak berdaya. Alhasil, jadilah dia bulan-bulanan ayah dan saudaranya di depan masyarakat ramai itu.
"Warga takut melerai. Saya sempat saya, tapi tetap dikejar dan kembali dipukul pakai benda keras," kata Iwan.
Sebenarnya, Iwan dan ayah serta saudaranya itu sudah lama tidak cocok. Persis setelah ibu dan ayah mereka bercerai. Iwan yang lebih memilih ikut ibunya dimusuhi oleh saudara kandungnya yang ikut dengan ayah mereka.
"Saya sering saya dianiaya. Ada bukti foto dan videonya. Sudah saya laporkan ke Polres Pelalawan tapi kasusnya begitu-begitu aja. Itulah makanya penganiayaan terakhir ini saya langsung melapor ke Polda Riau. Mudah-mudahan saya mendapat keadilan di sana," Iwan berharap.
Khusus dengan ayahnya, dulu Iwan pernah melaporkannya ke polisi atas dugaan pengelapan mobil pribadinya. Imbasnya ayahnya tidak senang hingga berlanjut ke pemukulan.