Pekanbaru, Gatra.com – Lelaki 46 tahun itu nampak sumringah sambil membopong seekor bayi Macan Tutul di kawasan Kebun Binatang Kasang Kulim Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, Minggu (15/12).
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Riau ini mengelus pelan tubuh bayi mungil Leopard yang belum berumur setahun itu. Yang dielus malah menggeliat manja.
Sebenarnya, baru hitungan jam Andri Sudarmadi mengenal anak Panthera Pardus itu, persis setelah dia bersama anak buahnya menangkap dua orang laki-laki; Yat dan IS, orang yang membawa Leopard itu dari arah Dumai, ujung Utara Pekanbaru, Riau pakai Avanza BM 1470 NV.
Leopard itu tak sendirian, dia bersama empat ekor bayi singa Afrika, dan 58 ekor kura-kura Indiana Star. Semuanya ditaruh oleh sindikat perdagangan hewan internasional tadi di dalam keranjang berwarna merah, biru dan coklat.
Dan untuk bisa membopong Macan Tutul tadi, bukan perkara mudah bagi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) ini. Sebab butuh waktu sekitar sebulan dia bersama anak buahnya menguntit Yat dan Is.
"Kita kemudian menguntit mereka mulai dari Dumai, persis saat Avanza itu bergerak ke arah Pekanbaru. Kita sempat kejar-kejaran setelah mereka merasa dibuntuti. Tapi alhamdulillah, berhasil kita tangkap di kawasan jalan Riau, Kota Pekanbaru, Sabtu (14/12) dini hari," cerita Andri saat menemani Kapolda Riau, Inspektur Jenderal Polisi Agung Setya Imam Effendi, menggelar konfrensi pers di Kebun Binatang Kasang Kulim itu, Minggu (15/12).
Keduanya kemudian ditetapkan sebagai tersangka. "Keduanya bertindak sebagai pengendali, mereka terancam hukuman 10 tahun penjara," kata Kapolda Riau Inspektur Jenderal Polisi Agung Setya Imam Effendi.
Lebih jauh Agung menyebut, satwa tadi diselundupkan dari perairan Malaysia melalui pelabuhan tikus tidak jauh dari Kantor Imigrasi Kota Dumai. Rencananya semua satwa itu akan diantar ke Lampung.
Sabtu malam, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mendapati tiga ekor orang utan di pinggiran Kota Pekanbaru.
Temuan ini kata Agung sedang didalami, apakah terkait dengan jaringan yang diungkap sebelumnya atau seperti apa. "Kami akan memburu pelaku lainnya hingga tuntas dan kasus ini tidak akan berhenti di dua tersangka itu," tegasnya.
Agung menegaskan itu lantaran bagi dia, apa yang dilakukan oleh dua tersangka tadi adalah bentuk kejahatan terorganisir dengan sistem terputus. Satu dan yang lain punya tugas dan peran masing-masing. "Saya akan sampaikan setelah semuanya terungkap," kata Agung.
Kepala BBKSDA Riau, Suharyono mengatakan seluruh satwa itu dalam kondisi baik, meski awalnya sempat stress lantaran perlakuan yang tidak baik dari tersangka.
Saat ini, semua satwa itu dititipkan di Kebun Binatang Kasang Kulim tadi.