Sleman, Gatra.com – Mengenakan rambut palsu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tampil sebagai personel ‘Elek Yo Band’.
Grup musik yang digawangi para menteri Presiden Joko Widodo itu tampil di 'Nitilaku Universitas Gadjah Mada (UGM) 2019', acara peringatan hari ulang tahun UGM melalui prosesi jalan kaki dari Keraton Yogyakarta ke Kampus UGM, Minggu (15/12).
Kehadiran Edhy dari Partai Gerindra menggelitik Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni UGM (Kagama) Ganjar Pranowo yang menyebut acara ini menyatukan ‘cebong’ dan ‘kampret’.
Cebong adalah olok-olok untuk pendukung Jokowi saat pemilihan presiden 2019, sedangkan kampret untuk pendukung Prabowo Subianto.
“Terima kasih. Berjalan dari Keraton sampai ke sini Balairung UGM itu (mengingatkan) banyak memori," ucap Ganjar dalam sambutannya.
Para peserta acara di rangkaian Dies Natalis ke-70 UGM ini dihibur penampilan penyanyi Didi Kempot dan ‘Elek Yo Band’.
Seperti tahun lalu, saat ultah UGM band tersebut digawangi para menteri lulusan UGM seperti Mensesneg Pratikno dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Namun kali ini Elek Yo Band diisi pemain tamu: Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"Kalau Didi Kempot bagi saya sudah biasa. Tapi yang luar biasa adalah 'Elek Yo Band' yang akan tampil memakai pakai baju adat Madura. Pak Edhy akan ikut tampil. Beliau artis pendatang baru," ujar Ganjar.
Menurut Ganjar, ajang 'Nitilaku UGM 2019' menjadi bukti bahwa tidak ada lagi ‘cebong’ dan ‘kampret’ yang sempat panas saat pemilu lalu. Kehadiran Edhy Prabowo yang mewakili kampret dan dirinya sebagai perwakilan cebong pun menjadi bukti bahwa dua pendukung capres sudah bersatu.
“Tidak ada lagi cebong - kampret, sekarang jadi cepret. Sekarang kita bersatu semuanya karena ada sila ketiga (Pancasila) yakni, Persatuan Indonesia," ucapnya.
Usai tampil bersama 'Elek Yo Band' yang membawakan lima lagu, Edhy mengatakan sangat terkesan dengan kekompakan dan kesolidan alumnus UGM.
“Saya diundang Pak Praktikno untuk hadir. Sebenarnya saya tahu diri karena bukan alumnus UGM. Tapi Pak Praktino meyakinkan bahwa saya adalah tamu yang sangat diharapkan hadir. Jadilah saya datang dan senang ikut merayakan, meski tidak membuat acara lebih baik,” kata Edhy sambil tersenyum.
Menurut Edhy, dengan hadir langsung di UGM, ia merasakan kekompakan alumnus UGM seperti ditemuinya di kabinet. Edhy melihat UGM adalah universitas yang selalu menerima semua etnis dan agama karena UGM menobatkan diri sebagai kampus rakyat Indonesia.