Jakarta, Gatra.com - Ketua Dewan Pembina dan Pendiri Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), Diah Saminarsih mengatakan, cukai rokok harus dinaikkan, sehingga masyarakat mulai berpikir sebelum membelinya.
"Jadi yang dilakukan oleh Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani belakangan ini terhadap cukai rokok itu tepat sekali. Kami posisinya akan terus mendorong beliau dengan mekanisme apa pun, yang memberikan bukti kalau kenaikan cukai rokok akan menurunkan perokok," tuturnya saat diskusi media di Spumante Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
Menurunkan jumlah perokok dinilai berefek domino yang akan mengurangi beban negara untuk membiayai orang sakit. Maka, kenaikan cukai rokok diharapkan lebih cepat, sementara kenaikan premi iuran BPJS Kesehatan seharusnya pelan-pelan.
"Nah, itu yang akan CISDI dorong. CISDI sekarang juga sedang mengerjakan kajian untuk membuktikan kerugian ekonomi akibat rokok yang nantinya bisa menjadi alat untuk mendorong kenaikan cukai," imbuhnya.
Dorongan CISDI terkait naiknya cukai rokok ini semakin gencar dilakukan melihat prevalensi perokok di Indonesia sudah semakin tinggi, khususnya pada anak-anak dan remaja. Berdasarkan data Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) prevalensi perokok di bawah 18 tahun meningkat dari 7,2% (2013) menjadi 9,1% (2018).
Direktur Kebijakan CISDI, Olivia Herlinda menambahkan, beberapa studi merekomendasikan agar peringatan kesehatan bergambar (pictorial health warning) harus tinggi untuk mengendalikan konsumsi tembakau di suatu negara. Namun, tidak menampik kalau menaikkan cukai rokok relatif lebih mudah dan membuat prevalensi merokok turun.
"Jadi kalau ditanya prioritas apa yang paling penting. Kami masih merasa dari harga dan cukai rokok itu menjadi alat yang paling mempan untuk menurunkan prevalensi perokok. Meski begitu, segala upaya lain tidak boleh dianggap tidak penting. Semua upaya tetap harus dilakukan karena konsumsi tembakau kita sudah sangat tinggi dan mengkhawatirkan. Tentunya kami sangat mendukung apapun yang dilakukan untuk menekan angka perokok," ujarnya.