Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Helmi Basamlah menuturkan, membutuhkan waktu hingga empat tahun bagi sekolah untuk meraih Adiwiyata Mandiri yaitu penghargaan peduli dan sadar lingkungan hidup.
"Sekolah yang sudah mendapat Adiwiyata Mandiri, sebelumnya mereka telah mampu membina 3-4 sekolah mulai dari kabupaten hingga nasional. Hal ini untuk membuat perubahan. Setelah dinyatakan mampu, barulah beranjak ke mandiri dimana pola perilakunya harus berubah," katanya saat ditemui di Gedung KLHK, Jakarta Pusat dalam acara Penyerahan Penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri 2019, Jumat (13/12).
Selanjutnya, perubahan pola perilaku tersebut adalah seluruh warga sekolahnya sudah sadar dengan lingkungan dimulai dari tempat pengisian ulang air minum hingga membawa peralatan makan sendiri. Setelah dilakukan penilaian dari Tim Penilai Adiwiyata, maka sekolah tersebut memperoleh penghargaan Adiwiyata Mandiri.
"Bagi sekolah yang mendapat Adiwiyata Mandiri, mereka membina sekolah yang telah dibina sebelumnya untuk menjadi peraih Adiwiyata Mandiri mendatang. Tujuannya untuk semakin membawa perubahan nyata pada lingkungan hidup," ujarnya.
Ia menyampaikan, untuk tahun ini sebanyak 101 sekolah berhasil mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri. Selanjutnya, 101 sekolah tersebut berasal dari 164 kabupaten/kota di 32 provinsi di antaranya Jakarta dan Jawa Timur.