Jakarta, Gatra.com – Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto mengaku sudah sehat setelah ditusuk seseorang yang merupakan terduga teroris pada 10 Oktober 2019 silam.
Pengakuan diungkapkan Wiranto saat menyambangi kantor lamanya, sebelum bertolak ke Istana Merdeka, Jakarta.
Wiranto datang sekitar pukul 12.00 WIB di dekat masjid Kemenko Polhukam. Ia mengenakan kemeja putih dan kopiah hitam sambil menenteng sajadah untuk bersiap-siap melaksanakan salat Jumat.
Selepas salat Jumat, sekira pukul 13.30 WIB, ia keluar dengan setelan jas hitam berkemeja putih lengkap dengan dasi merah. Ia berjalan menuju mobilnya.
"Doa restu Anda, saya kembali pulih sehat. Siap bertugas, siap kerja. Saya sekarang mau ke istana saja. Tunggu saja," ujar Wiranto tersenyum di Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (13/12).
Saat ditanya soal tugas baru selepas meninggalkan jabatan Menko Polhukam, Wiranto enggan berkomentar lebih lanjut. Ia hanya tersenyum dan menyebut dirinya sudah kembali pulih.
"Sekarang kan sudah ketemu Anda (wartawan), berarti sehat kan. Nanti kita ketemu lagi ya," ujarnya bergegas masuk ke mobilnya.
Sebelumnya, Polri membeberkan kronologis penyerangan dan penusukan terhadap Wiranto di Pandeglang, Kamis lalu (10/10).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.55 WIB. Saat itu, Wiranto baru saja selesai mengisi kuliah umum di Universitas Mathla'ul Anwar yang berlokasi di Jalan Raya Pandeglang, Labuan kilometer 23.
Selesai mengisi kuliah umum, Wiranto dan rombongan dibawa ke depan gerbang Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kabupaten Pandeglang untuk naik helikopter. Saat itu, datang massa yang mencoba mendekati Wiranto untuk berjabat tangan. Di saat itu juga peristiwa penyerangan itu terjadi.
“Diduga dua orang pelaku, perempuan inisial FA, laki-laki atas nama SA alias Abu Rara melakukan penyerangan penusukan ke arah depan badan Pak Menko," kata Dedi saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis lalu (10/10).
Kedua teroris itu langsung diamankan oleh polisi. Keduanya disebut terpapar paham radikalisme dan berafiliasi dengan jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).