Medan, Gatra.com - Virus hog cholera terus meluas. Data terakhir, tercatat virus ini telah sebabkan kematian 27 ribu lebih babi di Sumatera Utara (Sumut). Balai Veteriner Medan menyakini jika angka kematian babi akibat terserang virus hog cholera akan semakin bertambah.
Sedangkan populasi hewan berkaki empat itu di Sumut mencapai 1.229.747 ekor. "Hingga saat ini ada 27.070 ekor babi yang mati, itu dari laporan yang kita terima hingga Rabu, 11 Desember 2019, sejak merebaknya wabah Hog Cholera, " ungkap Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia kepada wartawan di Medan, Kamis (12/12).
Hog Cholera merebak sejak September 2019. Saat ini virus tersebar di 16 kabupaten kota di Sumut. Mulai dari Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, dan Serdang Bedagai. Kemudian Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, dan Pematang Siantar.
Agustia menjelaskan 27 ribu babi mati tersebut, berdasarkan data diperoleh dari peternak babi. Sedangkan, ada juga warga tidak melaporkan kematian hewan ternaknya tersebut.
"Data ini merupakan data yang terlapor, artinya ada warga yang melaporkan. Kami yakin ada juga warga yang tidak melapor dan melakukan penguburan bangkai secara swadaya," sebutnya.
Agustia mengungkapkan jumlah populasi ternak babi yakni 1.229.747 ekor di Sumut. Sedangkan, berdasarkan referensi, kematian babi akibat wabah Hog Cholera dan virus ASF dapat mencapai hingga 90 persen.
"Wabah ini akan terus menular ke ternak babi lainnya. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah langkah pengendalian. Sebab penyebaran Hog Cholera dan virus ASF akibat kontak babi ke babi (pig to pig) atau melalui media pengantar yakni pakan atau peralatan kandang," pungkasnya.