Jakarta, Gatra.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengatakan, sudah saatnya masalah sampah di laut Indonesia perlu penanganan. Sebab, laut Indonesia menempati peringkat kedua di dunia yang penuh dengan sampah.
"Indonesia sudah menempati posisi dua sebagai laut yang penuh dengan sampah, sehingga sangat keterlaluan apabila masalah ini diabaikan. Oleh karenanya, seluruh pemerintah pusat hingga daerah akan bahu-membahu agar masalah sampah di laut ini cepat selesai," ujarnya saat ditemui kawasan Jakarta Pusat, Kamis (12/12).
Rapat yang diadakan hari ini bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bertempat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Ini merupakan rapat finalisasi untuk berkoordinasi menangani masalah sampah di laut.
Menteri Edhy menuturkan, akan menangani kawasan Labuhan Bajo terkait dengan masalah sampah di laut. Kata Menteri Edhy, di kawasan Labuhan Bajo, setiap harinya menghasilkan 8-12 juta ton sampah di laut.
"Semua pihak menangani ada fokusnya masing-masing yaitu pantai yang menjadi objek wisata. Namun, di Labuhan Bajo sebagai tugas dari KKP dimana setiap harinya menghasilkan 8-12 juta ton," katanya.
Sementara itu, untuk pembiayaannya, Menteri Edhy menyatakan tidak ada masalah apabila anggaran KKP pada 2020 sebesar Rp6,5 triliun rupiah disisihkan untuk penanganan sampah di laut.
Selanjutnya, dimana anggaran tersebut digunakan untuk alat penanganan sampah seperti di Pantai Indah Kapuk dan kawasan lainnya.
Lebih lanjut, Menteri Edhy mengatakan akan juga meminta data dari LIPI untuk hitung jumlah sungai yang bermuara ke laut.
"Tidak hanya ditangani fisiknya saja tapi juga mengubah perilaku masyarakat dan budayanya untuk tidak membuang sampah ke laut," tuturnya.