Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA), Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengatakan, permasalahan yang terjadi dalam Industri Kecil Menengah (IKM) sangat kompleks. Menurutnya, produk IKM meliputi seluruh aspek kebutuhan pasar.
"Kebutuhan IKM itu banyak, produknya dari ujung rambut sampai ujung kaki," katanya di Jakarta, Kamis (12/12).
Ia menyebut, salah satu permasalahan IKM yang sangat penting berada pada sektor bahan baku. Gati mengatakan, saat ini suplai bahan baku impor masih lebih banyak dibandingkan suplai dari dalam negeri.
Pembinaan sektor bahan baku selanjutnya bukan bagian dari kewenangan Kemenperin. Oleh karena itu, kementerian/lembaga lain yang membina sektor bahan baku diharapkan bisa mendorong hal ini.
"Industri ini bisa berjalan kalau penyedia bahan bakunya itu continue dan bagus. Oleh karena itu, kita harus kerja sama dengan kementerian lain bahwa industri ini sudah siap," tuturnya.
Di samping itu, tambah Gati, Kemenperin juga terus berupaya meningkatkan pertumbuhan IKM. Salah satunya, mengolaborasi IKM dengan startup teknologi. Hal ini agar bisa mengimplementasikan transformasi digital industri 4.0.
"Dengan begitu, peran IKM dalam memberikan kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional akan meningkat," pungkasnya.
Berdasarkan data Kemenperin, jumlah IKM saat ini mencapai 4,4 juta unit dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10,1 juta orang. Bahkan, IKM menjadi sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia dan berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional.