Home Politik Menteri Agama: Kalau Tak Moderat, Dunia Islam Sulit Maju

Menteri Agama: Kalau Tak Moderat, Dunia Islam Sulit Maju

Bantul, Gatra.com - Menteri Agama Fachrul Razi mengapresiasi pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengenai moderasi beragama dan berbangsa. Ia menyebut pemerintah selama ini telah mengampanyekan moderasi baik di dalam maupun luar negeri. 
 
"Tadi bagus sekali ini, beliau pidato pengukuhan tentang moderasi dan moderasi itu selama ini yang kami kampanyekan banyak. Tidak hanya ke dalam (negeri), pada saat keluar (negeri) pun saya mengampanyekan moderasi," kata Menag usai menghadiri pengukuhan Haedar sebagai Guru Besar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (12/12).
 
Fachrul mengatakan belum lama ini ia ke Arab Saudi untuk mengampanyekan moderasi Islam di Indonesia. "Moderasi beragama ini sudah menjadi program dunia Islam. Kalau tidak, memang kita akan sulit maju," katanya. 
 
Di Arab Saudi, ia melihat negara itu juga mulai menjalani moderasi beragama dengan cara menguatkan identitas Islam dan identitas bangsa dalam satu kotak. "Jadi meningkatkan identitas keislaman dan nasional atau bangsa merupakan satu keutuhan," katanya. 
 
Menag mengatakan, membahas bangsa saja tanpa melihat Islam, maka akan salah. "Kita bisa menyimpang jauh. Kalau kita ngomong tentang Islam saja, tidak melihat nation, khawatirnya nanti pelaksanaannya kurang pas untuk meningkatkan wawasan kebangsaan kita," ucapnya.
 
Haedar dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-14 UMY setelah menyampaikan pidato 'Moderasi Indonesia dan Keindonesiaan: Perspektif Sosiologi', di gedung Sportorium Kampus Terpadu UMY.
 
Haedar mengatakan Indonesia harus mampu menyelesaikan masalah radikalisme dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya, dan keagamaan agar berjalan ke depan sesuai landasan, jiwa, pikiran, dan cita-cita nasional.
 
"Saya memberikan alternatif untuk melakukan moderasi sebagai jalan alternatif dari deradikalisasi agar sejalan dengan Pancasila sebagai ideologi tengah dan karakter bangsa Indonesia yang moderat untuk menjadi rujukan strategi dalam menghadapi radikalisme di Indonesia," katanya.
 
Menurut Haedar, moderasi Indonesia dianggap sebagai cara objektif dalam seluruh aspek kehidupan kebangsaan seperti politik, ekonomi, budaya, dan keagamaan. Indonesia harus dibebaskan dari segala bentuk radikalisme baik dari tarikan ekstrem ke arah liberalisasi dan sekularisasi maupun ortodoksi. 
 
"Radikal tidak dapat dilawan dengan radikal. Seperti dalam strategi deradikalisasi versus radikalisasi serta deradikalisme versus radikalisme, jika Indonesia ingin mengatasi radikalisme dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk dalam menghadapi radikalisme agama," ujarnya.
546