Jakarta, Gatra, com - Royal Phllips, perusahaan yang berfokus pada kesejahteraan dan keselamatan orang banyak, kembali menggelar forum diskusi dengan tema "Waspadai Penyakit Jantung pada Perempuan" di GoWork Menara Rajawali, Jakarta, Rabu (11/12).
Kepala Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan RI, Dr. Asik Suryo, mengatakan, terdapat dua faktor risiko penyakit jantung yaitu yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi. Faktor yang bisa dimodifikasi di antaranya obesitas, merokok, konsumsi garam berlebih, dan lainnya. Sementara yang tidak bisa dimodifikasi adalah faktor genetik (keturunan), umur, dan jenis kelamin.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI 2018, prevalensi penyakit jantung pada wanita lebih tinggi sekitar 1,6%, dibandingkan dengan laki-laki sekitar 1,3%. Penyakit jantung pada wanita cukup sulit dideteksi karena memiliki gejala yang berbeda antara perempuan dengan laki-laki.
"Sejauh ini pemerintah sudah menghabiskan biasa sebesar 10,5 trilium rupiah untuk mengatasi penyakit jantung. Selain itu tadi, juga ada faktor yang bisa dimodifikasi, rajin-rajinlah berolahraga menjaga pola makan sehat juga," ujarnya.
Dokter Spesialis Dalam dan Konsultan Kardiovaskular RSCM, Dr. dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD, KKV, juga mengatakan bahwa penyakit jantung pada perempuan sulit dideteksi. Biasanya terjadi gejala-gejala seperti nyeri dada, berkeringat dingin serta nyeri pada ulu hati, yang kadang disamakan dengan gejala nyeri maag. Alangkah lebih baik untuk menjaga pola hidup sehat dengan memakan makanan sehat dan berolahraga.
"Perempuan berisiko besar terkena penyakit jantung saat di usia menopause karena produksi hormon estrogen menurun. Saat hamil juga risiko terkena jantung karena mengalami stres,"ujar Sally
Reporter: JJH