Gianyar, Gatra.com - Kehidupan Aiptu I Kadek Sumerta, seorang anggota Bhabinkamtibmas Polsek Gianyar tampak selalu sibuk. Selain harus bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat, dirinya juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Sumerta diketahui aktif memberikan pengajaran baca tulis, serta menghitung bagi para difabel di Yayasan Bhakti Senang Hati, Desa Siangan, Gianyar. Dirinya mengaku mengajar kesana hampir setiap hari.
"Segala sesuatu yang saya kerjakan disini sudah pasti diketahui oleh pimpinan jadi setiap hari jika tidak ada tugas yang mendesak dari pimpinan, jam 09.00 pagi saya sudah ada disini. Habis apel tempat yang saya tuju di desa binaan saya adalah di tempat ini," ujar Sumerta saat ditemui di Yayasan Bhakti Senang Hati, Rabu (11/12).
Setidaknya ada 15 penyandang disabilitas yang dia ampu setiap harinya. Mereka yang berada di yayasan ini berasal dari berbagai wilayah di Bali dan sekitarnya. "Seluruh Bali ada, ada juga dari Sumbawa, ada juga dari Flores Manggarai, ada dari Jawa," katanya.
Meski hampir setiap hari dirinya mengajar di yayasan tersebut dan waktu dengan keluarganya menjadi terbatas dirinya mengaku bahwa keluarganya sudah bisa memahami kegiatannya tersebut. Kegiatan rutin ini telah ia lakukan sejak Januari 2018.
"Inilah tantangan, keluarga sudah memaklumi bahwa ini adalah tugas negara, ini juga kemanusiaan jadi untuk keluarga sudah tahu kegiatan saya disini, pasti dimaklumi," ujarnya.
Mengajar para difabel memang diperlukan ketelatenan lebih. Apalagi yang diajar oleh Sumerta memiliki kebutuhan khusus yang berbeda-beda. "Kita harus pelan-pelan, kita tidak bisa paksakan, kalau saya mengajar walaupun kemarin sudah saya ajarkan hari ini saya kembali mengulang supaya mereka kembali mengingat, supaya gampang mereka mengingat," imbuhnya.
Sumerta diketahui tidak hanya sibuk mengajar para difabel. Ia diketahui mempelopori adanya kegiatan Gelatik (Gerakan Lawan Sampah Plastik).
Kegiatan ini Sumerta lakukan setiap Sabtu di tiga Sekolah Dasar di Desa Siangan, SDN 1 Siangan, SDN 2 Siangan, dan SDN 3 Siangan. Dalam program ini dirinya mengajak para siswa untuk memgumpulkan sampah plastik dan dibawa ke sekolah untuk dikumpulkan. Lewat program itu ia ingin anak-anak tersebut bisa dan memahami caranya memilah sampah.
"Saya perintahkan ke anak-anak pertama, pilah sampahnya di rumah masing-masing, jadi kalau sampah organik, akan ditampung pakai pupuk, kalau sampah non organik, yang residu-residu, yang sampah daur ulang tiap hari Sabtu bawa ke sekolah," ujarnya
Sumerta menyebut kegiatan Gelatik sudah dia laksanakan sejak September lalu. Agar kegiatan ini lancar dirinya juga mengaku telah bekerja sama dengan berbagai pihak.
"Sampah plastik yang residu itu kami kerja sama dengan Kepala Desa, jadi kades menyiapkan truk sampah untuk mengangkut, membuang ke TPA terus sampah plastik yang bisa didaur ulang saya kerja sama dengan pengepul, pengepul yang dtang pada saat memilah sampah dan menimbang. Uang hasil dari penjualan itu dikelola oleh sekolah untuk pembiayaan di sekolah," ujarnya.
Tidak lupa juga dia memberikan sedikit apresiasi kepada siswa yang sudah bersedia mengumpulkan sampah-sampah tersebut. Hadiah-hadiah yang dia berikan ia belikan lewat uang pribadinya.
"Untuk saat ini saya hanya bisa memberikan hadiah berupa pin gelatik, pin gelatik saya bikin dari dana sendiri, terus kadang saya menyisihkan penghasilan untuk memberikan mereka bingkisan berupa buku alat tulis," imbuhnya.