Muaro Jambi, Gatra.com - Bencana longsor mengancam sebanyak 50 unit rumah milik warga yang berada di RT 02 Desa Pulau Kayu Aro, Kecamatan Sekernan. Keberadaan rumah-rumah yang berdiri di daerah aliran Sungai Batanghari itu kini benar-benar terancam karena dinding sungai yang ada di sana kembali longsor.
"Ya, dinding sungai itu longsor tanggal 7 Desember lalu, sekarang sudah sangat dekat dengan rumah warga. Ada 50 rumah yang terancam longsor," kata Kepala Desa Pulau Kayu Aro, Hikmah saat dikonfirmasi Gatra.com, Rabu (11/12).
Hikmah mengatakan, bencana longsor yang berlangsung pada 7 Desember 2019 telah merusak satu unit bangunan sekolah Madrasah sore yang ada di lokasi. Dinding bagian belakang bangunan Sekolah Madrasah itu ikut ambruk akibat dari bencana longsor tersebut.
"Kegiatan belajar mengajar terpaksa kita pindahkan ke lokasi TPA, gedung sekolah itu terpaksa tidak digunakan karena sangat berisiko," ujarnya.
Hikmah mengatakan, jauh sebelum bencana longsor terjadi, pihak pemerintah telah membangun turap di daerah aliran Sungai Batanghari tersebut. Namun, bangunan turap itu terkesan mubazir karena sama sekali tidak berfungsi menahan dinding sungai dari bencana longsor.
"Turap yang dibangun itu tidak berfungsi sama sekali, kesannya malah mubazir," ujarnya.
Hikmah berharap pihak pemerintan kembali membangun turap di lokasi agar rumah warga Desa Pulau Kayu Aro itu terhindar dari bencana longsor. Bangunan turap yang diharapkan tentunya memiliki kualitas yang baik, kokoh dan benar-benar berfungsi menahan dinding sungai dari bencana longsor.
"Ya, harus yang kokoh dan berkualitas. Tidak seperti bangunan yang ada saat ini. Tidak bermanfaat sama sekali," kata Hikmah.