Simalungun, Gatra.com - Tiga pasien difteri asal Simalungun yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan kesulitan membayar biaya perobatan. Padahal dua pasien berinisial RS (3) dan MS (2) menurut tim medis RSUP sudah diijinkan pulang karena sudah membaik.
"Hingga saat ini masih belum ada komunikasi dari pihak Pemerintah Kabupaten Simalungun terkait biaya perobatan pasien yang akan dibantu," ungkap Kasubag Humas Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Rosario Dorothy Simanjuntak, Rabu (11/12).
Dorothy juga menuturkan, pihaknya masih menunggu komunikasi dari pihak Pemkab Simalungun. Bahkan, ia mengaku jika selama ini RSUP Adam Malik Medan memiliki hubungan yang baik dengan Pemkab Simalungun melalui Bupatinya JR Saragih.
"Kita sebelumnya punya hubungan yang sangat baik dengan Bupati Simalungun Pak JR Saragih. Kita sih berharap karena pasienya sudah bisa pulang, sudah bisa Pemkab Simalungun menghubungi kami (RSUP Adam Malik Medan)," harap Dorothy.
Sebelumnya, ditemukanya sebanyak 4 warga Simalungun suspek difteri sepekan yang lalu menarik perhatian publik. Bahkan, Bupati Kabupaten Simalung JR Saragih langsung turun melihat pasien suspek difteri di Rumah Sakit Umum (RSU) Perdagangan, Rabu (3/12) yang lalu.
Bahkan dari RSU Perdagangan, JR Saragih langsung memerintahkan untuk segera merujuk keempat anak suspek difteri ke RSUP Adam Malik Medan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) juga diperintahkan untuk melakukan langkah cepat vaksinasi difteri. Perdagangan-pun ditetapkan menjadi Kondisi Luar Biasa (KLB).
Diinformasikan, keinginan Pemkab Simalungun untuk membantu pasien difteri juga sudah pernah dilontarkan. Namun, hingga saat ini masih belum ada perkembangan bentuk bantuan Pemkab Simalungun terhadap pasien suspek difteri.