Karanganyar, Gatra.com - Program Semua Persalinan Dipimpin Dokter (Super Pinter) menekan angka kematian ibu dan bayi di Karanganyar yang tercatat masih tinggi. Dalam program ini, semua persalinan wajib ditangani secara prosedural dan dibimbing dokter.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Cucuk Heru Kusumo mengatakan program tersebut diuji coba di tiga puskesmas yakni Puskesmas Kebakkramat 1, Puskesmas Jumapolo dan Puskesmas Colomadu 1. Di semua persalinan itu, pengawasan dokter menjadi hal urgen.
"Persalinan yang diawasi dokter bukan hanya dibutuhkan saat persalinan. Namun juga penting bagi bayi yang baru saja dilahirkan," katanya kepada Gatra.com, Rabu (11/12).
Pada 2017, angka rawan persalinan 72,6/1000 dari seluruh kelahiran hidup. Pada 2018 dengan 42,01/1000 dari kelahiran hidup dan terjadi 5 kematian ibu. Di awal 2019, terjadi empat kasus kematian ibu. DKK menarget angka rawan kematian ibu dan bayi mengecil menjadi 35/1000 dari total kelahiran, dalam lima tahun ke depan.
"Tugas bidan paling ribet saat persalinan. Dengan program ini, mengawal dan membantu persalinan itu dengan pengawasan dokter. Khusus untuk dokter kandungan, diperlukan ketika ada penyulit atau kendala mendadak," katanya.
Adapun prosedurnya, bidan atau perawat melayani persalinan di faskes. Kemudian memberitahu RS untuk berjaga-jaga, agar disiapkan penerimaannya.
Sedangkan di puskesmas menyiapkan pengangkutannya ke RS. Dikatakan Cucuk, dalam masa uji coba beberapa waktu lalu, 10 persen atau dua persalinan belum melaksanakan prosedur itu, terutama di bagian dokumentasi rekam medis. Contoh tindakan kurang tepat adalah bidan melakukan persalinan tanpa panduan dokter.
"Berdasarkan statistik, 20 persen persalinan bermasalah. Itu sebabnya, harus ditangani tenaga profesional berikut prosedurnya, katanya.