Jakarta, Gatra.com - Perum Bulog bekerjasama dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk menyalurkan beras fortifikasi guna membantu program pemerintah dalam mengatasi stunting (kekerdilan).
Beras ini dilengkapi berbagai vitamin untuk meningkatkan kandungan gizinya.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) angka stunting turun dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018. Pemerintah menargetkan angka stunting turun hingga 19% pada tahun 2024.
Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Gatot Trihargo menjelaskan beras fortifikasi diharapkan dapat menjadi jembatan integrasi kebijakan antar program Pemerintah, sehingga dapat mengurangi serta menangani prevalensi stunting dan anemia di Indonesia melalui integrasi dengan program BPNT, pengelolaan CBP serta program pangan lainnya.
"Dengan integrasi kebijakan, diharapkan dapat menghasilkan SDM berkualitas dan mampu menjadi motor penggerak pembangunan bangsa yang kreatif, produktif, dan berdaya saing tinggi," ujar Gatot.
Beras fortifikasi atau beras bervitamin yang akan disalurkan oleh Bulog merupakan beras sehat, yang diperkaya dengan beberapa mikronutrien sepeni vitamin A, vitamin B1, vitamin 83. vitamin B6. asam folat, vitamin B12, zat besi dan seng (Zn).
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Eni Agustina menjelaskan fortitikasi pangan di Indonesia bukan hal yang baru. Pada tahun 1986, Pemerintah melalui Kemenkes telah berhasil mengatasi masalah penyakit gondok melalui kebijakan yang mewajibkan fortifikasi garam dengan lodium.
Eni mengatakan, pemerintah juga telah mewajibkan fortiflkasi Tepung Terigu dengan enam jenis vitamin dan mineral pada tahun 2013. Fortifikasi minyak goreng dengan vitamin A juga sudah dimulai sejak beberapa tahun Ialu dan sedang dalam proses untuk diwajibkan.
"Beras fortivikasi jauh lebih cost effective, dibandingkan misal beli beras tanpa bervitamin, karena vitaminya lebih banyak, dengan fortivikasi jauh lebih cost efektif dan jangkauannya lebih luas," terangnya.
Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog, Imam Subowo mengungkapkan pihaknya telah menerima pesanan beras fortivikasi Bulog dari pemerintah daerah di 15 Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.
"Beras ini ke daerah yang minat dulu karena kami harus produksi dulu. Salah satu di antaranya Gubernur NTT sudah minta 18 ton (untuk Desember)," ujarnya.