Banyumas, Gatra.com - Angka kematian ibu (AKI) di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah mulai mengalami penurunan. Memasuki pekan pertama Desember 2019, terdapat kasus ibu meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyumas, Sadiyanto mengatakan, pihaknya terus berupaya menurunkan AKI di Banyumas. Sebab, tahun sebelumnya, angka tersebut mencapai 18 kasus (67,64/100.000 KH) dan menjadi sembilan kasus per Desember 2019 (43/100.000 KH).
"Sudah mulai menurun. Sekarang sudah sembilan [orang] dari sekitar 18.000 kelahiran. Semoga tidak ada kasus lagi sampai akhir tahun," kata Sadiyanto, Selasa (10/12).
Menurut dia, Pemkab Banyumas menargetkan, penurunan angka kematian ibu minimal 10 kasus pada 2019. Artinya, Dinkes Banyumas berhasil melampaui target yang ditetapkan Bupati Achmad Husein.
Sadiyanto menjelaskan, dari hasil Audit Maternal Perinatal tingkat Kabupaten Banyumas, diketahui sejumlah penyebab kematian dan kesakitan ibu. Sembilan kasus AKI tersebut, paling dominan disebabkan hipertensi atau yang biasa disebut darah tinggi.
"Dari sembilan kasus kematian di Kabupaten Banyumas, sebenarnya bisa dicegah dengan skor dua ada empat kasus dan dengan nilai tiga, ada lima kasus," ujarnya.
Sebagian besar kasus AKI, lanjutnya, dapat dicegah melalui pelayanan antenatal atau pemeriksaan kehamilan yang mampu mendeteksi dan menagani kasus risiko tinggi secara memadai dengan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Selain itu, diperlukan pula pelayanan rujukan kebidanan atau perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan.
Adapun pada catatan Dinkes Banyumas, tahun 2014 tercatat angka kematian ibu melahirkan sebanyak 33 orang, 2015 turun menjadi 29 kasus, tahun 2016 menjadi 22 kasus, tahun 2017 ada 13 kasus, dan tahun 2018 naik menjadi 18 kasus.