Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno mengakuki bahwa pihanya tengah menggodok sistem asesmen pendidikan Indonesia menuju ke sistem yang lebih baik. Hal ini menanggapi kabar akan dihapusnya penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) di masa depan.
Namun, Totok belum mau mengungkapkan apakan asesmen yang akan "diperbaiki" tersebut adalah UN. Ke depan, Kemendikud akan berupaya menelurkan sistem asesmen yang tidak lebih dominan ke arah penguasaan konten.
"Kita tidak menyebut nomenklatur dulu, Tapi kalau UN sekarang barangkali dominan ke arah penguasaan konten. Misalnya, kalau sejarah itu inget tahun, nama pahlawan, kalau matematika inget rumus bagaimana menerapkan. Itu semua diganti dengan asesmen yang mengedepankan penalaran," ujar Totok saat ditemui di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (10/12).
Totok juga mengatakan kompetensi masa depan akan mengedepankan penalaran atau biasa disebut thinking skills. Dirinya mengatakan, dalam teori asesmen, kesulitan selalu ada yang mudah ada yang sulit.
Maka dari itu, lanjutnya, ada istilah higher thinking skill. "Karena kita mengedepankan thinking skill. Harus ada itu, karena itu untuk menangkap kemampuan siswa yang beragam. kalau sulit semua ya nggak, tapi mudah semua juga bosenin. Itu yang sedang dibahas," jelas Totok.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim juga mengakui bahwa pihaknya tengah mengkaji penyelenggaraan Ujian Nasional (UN). Karena menurutnya, saat ini tujuan dan makna daru UN sedikit melenceng sebagai suatu tolak ukur.
"Kenyataannya sekarang, maksud dan makna tes skala nasional adalah evaluasi terhadap sistem pendidikan. Tapi, kenyataan di lapangan [UN] itu justru menjadi tolak ukur untuk prestasinya siswa. Ini lah kesalahan yang menurut saya terjadi," tutur Nadiem saat ditemui di Kawasan Sudirman beberapa waktu yang lalu.
Menurutnya, jika tidak dilakukan evaluasi justru para siswalah yang mungkin akan dirugikan. Nadiem khawatir jika nilai yang tidak sesuai yang annti didapatkan dari UN justru menimbulkann perasaan bahwa sang siswa itu gagal.