Yogyakarta, Gatra.com - Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta berencana menjadikan Malioboro sebagai jalur khusus bagi pedestriab atau pejalan kaki secara penuh di medio 2020. Langkah dinilai dapat menjadi contoh nasional asal lalu lintas dan sarana pendukung dikelola secara baik.
Padangan ini disampaikan dosen bidang rekayasa lalu lintas dan transportasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Dewanti kepada Gatra.com, Selasa (10/11).
“Saat ini penerapan bebas kendaraan di Malioboro setiap Selasa Wage sudah tepat. Pelarangan kendaraan selain bus Trans Jogja, armada kedaruratan, serta kendaraan non-motor menjadi dasar kuat menuju pedestrian penuh,” jelasnya.
Namun, menurut Dewanti Pemda DIY juga harus memikirkan tentang aspek manajemen lalu lintas jaringan jalan sekitar dan sarana pendukung seperti lahan parkir untuk kendaraan pengunjung Malioboro.
Ia berharap kantong-kantong parkir yang memiliki luas memadai untuk menampung kendaraan. Hal ini karena Malioboro masih menjadi magnet wisatawan dan selalu ramai setiap saat.
“Pemda harus mengintegrasikan angkutan umum, terutama yang bersifat massal dan melintasi Malioboro, dengan kantong-kantong parkir yang ada. Ini bertujuan memudahkan akses pengunjung,” ujarnya.
Selain itu, kondisi jalan di sekitar Malioboro juga harus diperhatikan. Dengan bertambahnya kendaraan yang melintas, jaringan jalan tak boleh jelek karena hanya memperhatikan Malioboro.
“Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan Pemda. Selain kedua hal itu adalah ketersediaan akses bagi rekan-rekan disabilitas juga masih kurang. Tapi saya optimis berbagai masalah yang terjadi akan bisa diatasi,” ucapnya.
Jika memang manajemen lalu lintas dan sarana pendukung siap, Dewanti optimistis Malioboro akan jadi satu-satunya kawasan ekonomi yang jadi jalur pedestrian di Indonesia. Jika pelaksanaan berhasil, Malioboro dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
Sekretaris Pemda DIY Kadarmanta Baskoro Aji mengatakan evaluasi atas uji coba Malioboro bebas kendaraan selama enam bulan terakhir belum mengerucut ke penerapan jalur pedestrian secara penuh pada awal 2020.
“Kami masih akan memfinalkan rekayasa lalu lintas di jalan pendukung sehingga saat (jalur) pedestrian penuh diterapkan tidak terjadi kemacetan. Kami juga masih harus melakukan sinkronisasi dengan berbagai komunitas di Malioboro agar tidak saling merugikan,” katanya.
Karena itu Aji memprediksi jalur pedestrian secara penuh kemungkinan baru diterapkan pada pertengahan 2020.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan sebagai upaya mengurangi beban Malioboro, pemkot sedang mempercantik dan menambah berbagai fasilitas publik di kawasan Jalan Sudirman.
“Proyek sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu dan ditargetkan selesai pada akhir Desember ini. Diharapkan kawasan ini mampu mengurangi beban 8-9 persen pengunjung Malioboro,” katanya.