Jakarta, Gatra.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mencopot lima anggota direksi PT Garuda Indonesia (Tbk), termasuk sang nakhoda, Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Akshara Danadiputra.

"Masalah konektivitas, kita berharap dengan kemarin ramai-ramai Garuda (pencopotan direksi). [Ini] jadi titik balik industri penerbangan kita [semakin] kompetitif," ucap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani di Jakarta, Selasa (10/12).

Oleh karena itu, Hariyadi yang menjadi Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi tingkat okupansi hotel di Indonesia sebesar 55%. Angka ini naik sekitar 52-53% dari tahun 2019. 

"55% ini supply-nya makin banyak loh, terutama dari virtual hotel operator (VHO) dan sharing economy (jasa berbagi kamar) jumlahnya besar," ujarnya kepada awak media.

Hariyadi mengatakan, peningkatan okupansi ini akan terjadi apabila pemerintah dapat menjaga industri penerbangan tetap bersaing secara sehat. Selama ini, kunjungan wisatawan terganggu akibat mahalnya tiket pesawat. Diduga terjadi kartel tiket antara dua grup maskapai besar yaitu Garuda Indonesia dan Lion Air yang tengah diselidiki oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

"Jayapura, Ambon, dan Makassar juga turun. Pokoknya di luar Jawa mengalami penurunan. Sumatra Barat masih bagus. Jawa yang masih stabil Jakarta. Jogja turun juga. Overall yang stabil hanya Jakarta dan Sumatra Barat. Bali juga turun," tuturnya terkait tingkat okupansi hotel tahun ini.

Kemudian, ia mengapresisi langkah pemerintah yang membuka ruang bagi swasta untuk masuk ke dalam bisnis avtur yang menjadi bahan bakar pesawat. Selain itu, Ia juga menyambut keputusan Kementerian Perhubungan yang juga mengalihkan beberapa rute yang tidak terisi penuh dan tidak kompetitif ke maskapai lain, sehingga rute tersebut menjadi lebih kompetitif.

"Pariwisata lebih bergairah karena biaya konektivitasnya turun," katanya.