Jakarta, Gatra.com - Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan dibalik alasannya tidak boleh lagi mengizinkan nikel untuk di ekspor secara mentah atau raw material. Menurutnya, tujuan negara ekspor nikel Indonesia 98 persen yakni Cina. Untuk itu, Luhut berharap, dengan adanya pelarangan ini, membuat pabrikan pengolahan nikel di Cina me-relokasi pabriknya ke Indonesia.
"Nikel 98% ekspor ke Tiongkok. Kalo saya larang rugi siapa sih? Jadi mereka harus relokasi industri. Jadi, para pengamat ngaco yang ngeritik. Coba cek tidak ada bisnis saya. Saya ini pikir buat kebijakan untuk anak cucu dan beyond. Kita bertahun-tahun, ekspor nikel mentah saja," kata Luhut geram, saat acara Coffee Morning bersama awak media di kantornya, Selasa (10/12).
Oleh karena itu, mantan Danjen Kopassus ini menambahkan, hilirisasi nikel disiapkan hingga menjadi produk batere lithium full. Sebabnya, ia tidak ingin pengolahan kekayaan negara seperti yang dilakukan PT Freeport terulang di komoditas nikel. "Saat ini nikel sudah diproduksi menjadi stainless, carbon steel, ini kan kalo kita ekspor bisa menekan defisit neraca perdagangan," ujarnya.
Menurut politisi senior Golkar ini menambahkan, Indonesia punya material yang sangat cukup, walau secara kuantitas masih kalah dibanding Australia. Tapi, secara cost operasional di Indonesia jauh lebih efisien. "Costnya kita lebih murah. Misalnya, untuk cost transportasi raw material Indonesia ke Cina 10 USD," ungkapnya.
Selanjutnya, mantan Kepala Kantor Staf Presiden ini menyatakan, berdasarkan pembicaraannya dengan pabrikan otomotif kelas dunia seperti VW, BMW dan perusahaan otomotif asal Korea, mereka mengakui sampe 20 sampe 30 tahun ke depan tidak ada uang menggantikan efektivitas lithium battery. "Lithium Battery Indonesia nomer 1. Jadi, kita harus bangga. Produk ini kan 60 persen kandungan dari nikel. Apalagi ini kan green energi, Karena itu, apa yang kita lakukan sekarang untuk generasi akan datang," ungkapnya.
"Yang kita mau, membuat pabrik lithium battery di Indonesia. Apakah di Morowali apakah di Patimban area. 2023 harus sudah jadi semua. Ini langkah strategis untuk generasi kalian," pungkasnya.