Jakarta, Gatra.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa nantinya BRIN akan mengkoordinasikan Dana Riset dalam rangka agar tidak terjadi duplikasi dan in-efisiensi dalam pengembangan dan penerapan penelitian serta Inovasi.
Bambang mengakui, sudah menjadi tugas dari BRIN untuk memastikan tidak ada lagi APBN yang nantinya terpakai untuk hal-hal yang berujung sama atau tidak efisien. Sehingga, dana riset yang tergolong besar benar-benar terpakai untuk hal yang sesuai dengan kebutuhan.
"Dana riset pasti akan kita kendalikan dari BRIN. Semua itu sebagai upaya tidak terjadinya inefisiensi dan duplikasi penelitian. Apalagi, dana riset ini tidak tergolong kecil, bisa dibilang besar. Nah kita mau dana tersebut terpakai untuk fokus pada satu hal, tapi dikerjakan dan menghasilkan yang terbaik," kata Bambang saat ditemui di Gedung BPPT, Jakarta, Senin (9/12).
Bambang sendiri mengakui bahwa saat ini belum mengetahui secara persis berapa besaran dana riset yang akan terkumpul di BRIN nantinya. Namun, secara hitungan kasar, Mantan menteri Keuangan tersebut memperkirakan dana riset yang akan dihimpun oleh BRIN akan berkisar Rp30 Triliun.
"Tentu tidak semua akan digunakan untuk riset. Ada beberaps untuk pemeliharaan infrastruktur dan operasional. Tapi dari dana tersebut, kami perkirakan sekitar separuhnha yang akan bisa dimanfaakan langsung dengan yang berkeenaan dengan riset," tandas Bambang.
Selain itu, Mantan Menteri Bappenas ini juga engatakan selain pengkoordinasian dana riset, BRIN juga akan menjalankan sinergitas riset antar lembaga. Dan upaya pertama yang akan dilakukan nantinya adalah memperkaya database riset di Indonesia.
"Dengan adanya BRIN, tugas awalnya adalah membuat data base Mengenai Litbang jirap di Indonesia. Supaya terhindar dari yang namanya duplikasi. Dengan daatabase itu bisa mendorong sinergi da mendorong komunikasi. Untuk itu yang paling penting dimulai dari database," pungkasnya.