Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto membentuk juru bicara (jubir) partai yang terdiri dari lima orang pada Jumat (6/12) lalu. Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani menyebut, tujuan penunjukan jubir itu agar informasi yang keluar dari partainya bisa lebih tertib dan sesuai tata krama.
Kader partai yang menjadi jubir itu rata-rata berasal dari anggota DPR/MPR. Muzani beralasan, para kader, terlebih jubir yang berasal dari anggota DPR itu, harus bisa merangkap tugas menjadi "marketing" partai. Sebab baginya, baik dan buruk partai akan dipengaruhi sikap para kader.
Kendati begitu, ia menegaskan pembentukan jubir sebenarnya hanya formalitas dari partai. Menurutnya, dalam struktur beberapa lembaga, termasuk pemerintah, posisi jubir memang diperlukan untuk mempermudah arus komunikasi.
"Kalau ada formalisasi mereka yang jadi jubir, mereka yang tidak jadi jubir. Itu bentuk formalisasi saja supaya partai itu ada tata tertibnya atau tata kramanya. Seperti halnya presiden, pada hakikatnya semua menteri itu kan jubir presiden. Namun, ada jubir presiden untuk mempermudah komunikasi, kira-kira seperti itu," kata Muzani saat ditemui di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/12).
Selain menjadi corong partai, Muzani beralasan, penunjukan jubir merupakan bagian dari tour of duty dalam tubuh Gerindra. Para kader akan digilir untuk memegang posisi ini.
Saat ditanya kewenangan bicara bagi nama-nama di luar jubir itu, Muzani menjelaskan pihaknya tak melarang. Namun mereka lebih berwenang untuk berbicara di komisi atau dapilnya saja. Bagi kader yang ingin memberikan pernyataan, Muzani mengatakan bisa dikomunikasikan ke para jubir.
"Ya diformalkan ke sini (jubirsus), nanti kalau ada apa-apa yang bersangkutan bisa menyampaikan ke nama-nama tersebut untuk disuarakan. Nanti lah itu, mekanismenya kan merupakan mekanisme internal partai," tandas Wakil Ketua MPR ini.
Adapun kelima jubir khusus Gerindra tersebut di antaranya Sufmi Dasco Ahmad; Sekretaris Jenderal, Ahmad Muzani; Waketum, Sugiono; Ketua DPP, Ahmad Riza Patria; dan Anggota Dewan Pembina, Habiburokhman.