Jakarta, Gatra.com - Pemerhati Pendidikan, Najeela Shihab mengatakan, saat ini masih banyak terjadi miskonsepsi suasana kelas yang terdapat di beberapa sekolah Indonesia. Masih terdapat pemahaman yakni kelas yang baik adalah kelas yang sepi.
"Banyak yang miskonsepsi bahwa kelas yang sepi adalah kelas yang baik. Padahal tidak, kalau dalam kelas itu hanya terdegar suara gurunya saja, justru ada yang tidak benar dalam kelas tersebut. Kalau kelas itu aktif [dan] ramai justru terdapat ruang diskusi yang sedang berjalan di kelas tersebut. Itu sangat positif," ucap Najeela di Kawasan Senen, Jakarta, Senin (9/12).
Selain itu, Najeela mengatakan, miskonsepsi lainnya adalah layout atau tata letak kelas yang tidak bisa diubah. Menurut Pendiri Sekolah Cikal tersebut. Menurutnya, tata letak kelas yang umum hanya akan membuat pelajar bosan dan tidak bersemangat menuntut ilmu.
Oleh karena itu, Najeela berujar, setiap sekolah harus menyesuaikan tata ruang kelas. Selain itu, menganalisis dinamika situasi di dalam kelas.
"Miskonsepsi lainya yaitu, suasana yang bersaing antarkelas di zaman yang menuntut disiplin positif. Saat ini, yang dikedepankan adalah kolaborasi, bukan kompetisi. Jadi perbanyak kolaborasi. Persaingan itu kebanyakan membuat anak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya," ucap Najeela.
Lebih lanjut, Najeela menuturkan miskonsepsi yang terjadi lainnya. Umumnya sebagian sekolah menerapkan pemberian hadiah saat anak sukses melakukan sesuatu dan hukuman ketika anak itu gagal.
"Itu juga salah, padahal kita itu harus ada untuk anak saat sukses ataupun gagal. Ini yang salah dan justru tidak baik untuk jangka panjang," tuturnya.