Karanganyar, Gatra.com - Angka stunting di Kabupaten Karanganyar mengalami penurunan signifikan. Pada tahun 2019, tercatat 7,6 persen dari 12 ribu anak balita. Sebelumnya, 12 persen pada 2018 dan 22 persen pada 2017.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo mengatakan progres penurunan stunting terus membaik. "Kami terus berupaya memperbaiki gizi ibu hamil dan perempuan saat remaja. Sosialisasi pemberian vitamin penambah darah salah satunya," katanya kepada Gatra.com di Karanganyar, Senin (9/12).
Pemkab Karanganyar terus menerus memberikan pemahaman terhadap calon ibu untuk memperhatikan asupan gizi pada anak yang dikandung. Sehingga, bayi yang dilahirkan tidak berpotensi mengalami stunting. Cara ini bukannya tanpa kendala karena kemampuan ibu berlainan dalam mengonsumsi makanan bergizi.
"Stunting ini sebenarnya tidak lepas dari akibat bentuk pelayanan. Kami memberikan pelayanan dengan konseling dan pemahaman terhadap ibu hamil. Soalnya kalau sudah lahir nanti sudah terlambat. Kami bahkan mulai intervensi sejak remaja agar memperhatikan kondisi bayi saat hamil. Sehingga angka stunting bisa terus ditekan," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung selama empat tahun terakhir. Kerja sama tersebut meliputi pengecekan spesimen bayi baru lahir untuk mengetahui adanya potensi stunting. Meskipun begitu, Cucuk mengakui pengambilan sampel darah belum maksimal karena hanya meliputi 10 persen dari total angka kelahiran.
Sementara itu di Sragen, Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menggalakkan program Gerakan Serentak (Gertak) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk menurunkan angka stunting yang masih berada di kisaran 10,2 persen berdasarkan hasil screening bayi di 25 puskesmas di Sragen.
"Fokus kami memang penurunan angka stunting. Angka stuntingkita memang sudah berada di bawah standar WHO yakni 20 persen. Tapi angka stunting di Sragen berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 mencapai 39,32 persen. Pokoknya, angka stunting harus bisa turun," ucap Yuni, sapaan akrabnya.
Bupati Yuni menilai angka stunting bersifat linier dengan angka kemiskinan. Makin tinggi angka kemiskinan di suatu wilayah, makin tinggi pula angka stunting di wilayah itu. Melalui Gertak dan Germas itu, Bupati juga mengajak semua kader kesehatan dan tokoh masyarakat untuk terus menekan angka kematian ibu dan bayi dalam proses persalinan.