Yogyakarta, Gatra.com - Sebanyak 120 perupa akan melukis bersama dengan objek suasana kawasan Malioboro di ajang bebas kendaraan bermotor, Selasa (10/12) Wage, besok.
"Kegiatan yang diikuti perupa dari beberapa kota besar ini sebagai penghormatan kepada dosen desain interior Institut Seni Indonesia (ISI) Hendro Purwoko yang pensiun per 1 Oktober lalu," kata ketua acara Godod Sutejo, Senin (9/12), di galeri Posnya Seni Godod, Yogyakarta.
Ajang ini direncanakan mulai pukul 10.00 WIB dan seluruh karya akan dipamerkan di galeri Posnya Seni Godod, 10-18 Desember.
Pada waktu yang sama, Hendro juga memamerkan 45 sketsa tentang Malioboro di Bentara Budaya Yogyakarta di pameran yang bertajuk 'Sambang Sambung Malioboro'.
Karya-karya Hendro ini digarap sejak 2015 dan hasil dokumentasi atas perjalanan waktu Malioboro sebagai ikon penting Yogyakarta.
"Di setiap sketsanya, Hendro berhasil merekam peristiwa sosial yang menggambarkan kehidupan sosial budaya penghuni Maliboro. Perhatikan setiap sketsa yang dihasilkan, pasti ada sesosok orang, entah tukang becak, pedagang, maupun lainnya," kata kurator pameran Purwadmadi.
Melalui sketsanya, Hendro dinilai berhasil mewujudkan Malioboro sebagai sebuah ruang hidup dan seiring waktu akan selalu berubah, bahkan sangat cepat berubah, seiring dinamika kehidupan.
Purwadmadi juga menyatakan Malioboro yang diabadikan Hendro akan menjadi penanda perkembangan kawasan ini di masa lalu, masa kini, dan masa depan.
"Dari berbagai bangunan seperti Benteng Vrederburg, DPRD DIY, Istana Negara, maupun Tugu yang dilukis, Hendro menyelipkan 'sindiran' terhadap peristiwa sosial budaya di keseharian Malioboro," lanjutnya.
Dengan terbata-bata akibat serangan stroke dua tahun lalu, Hendro mengatakan Malioboro telah banyak berubah, terlebih karena program revitalisasi oleh Pemda DIY.
"Keindahan dan kemegahan bangunan peninggalan Belanda di Malioboro sudah terganggu dengan penitipan sepeda motor dan mobil seperti terlihat di Benteng Vredeburg," katanya.
Hedro menjelaskan pameran ini sebagai bentuk tanggung jawab dan idealismenya dalam berkesenian.
Rencananya pameran tunggal Hendro dibuka Rektor ISI Yogyakarta M Agus Burhan.