Pekanbaru, Gatra.com -- Menguatnya isu lingkungan hidup mengancam perusahaan daerah yang ingin mengelola Blok Rokan. Direktur Eksekutif KADIN Riau, Kholis Romli, mengungkapkan investasi hijau atau green investment mengharuskan pelaku usaha memiliki komitmen menjaga kelestarian lingkungan. Hal tersebut juga berlaku pada perusahaan daerah yang ingin menggarap Blok Rokan.
"Sektor pertambangan merupakan industri yang kerap mendapat desakan untuk ramah lingkungan. Termasuk yang paling besar potensi konfliknya dengan masyarakat. Jika nantinya perusahaan daerah ingin ikut mengelolah Blok Rokan, maka juga harus menunjukan komitmen untuk ramah lingkungan," sebutnya, Minggu (8/12).
Kholis menambahkan, pada prinsipnya KADIN Riau mendorong usahawan lokal untuk ikut mengelolah Blok Rokan. Namun, dorongan tersebut bukan berarti adanya kompromi terhadap perusahaan lokal yang belum siap. Dia pun beharap perusahaan yang ingin terlibat di Blok Rokan merupakan perusahaan yang siap akan tuntutan lingkungan hidup.
"Tentu Pertamina selaku pemain utama di Blok Rokan juga memberikan bimbingan," tekannya.
Adapun Pertamina bakal menggantikan peran Chevron selaku pengelolah Blok Rokan pada tahun 2021. Dalam aturanya, Pertamina akan menjadi pemegang saham dominan di Blok Rokan, yaitu sebesar 51 persen. Sedangkan 10 persen saham menjadi milik pemerintah daerah dengan mekanisme participating interest. Sisanya, sebanyak 39 persen dapat ditenderkan Pertamina pada mitra terpilih.
Sementara itu Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Indra Agus Lukman, meyakini Pertamina selaku pemegang saham dominan di Blok Rokan bakal mengamati sejumlah hal sebelum menentukan partner. Beberapa faktor tersebut meliputi sejumlah hal, diantaranya: kemampuan finansial perusahaan, ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), pengalaman, kemampuan teknologi, hingga strategi kedepan.
Lukman pun menyebut bahwa PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) bisa saja kembali menggarap Blok Rokan lewat skema Business to Business (B to B). Hal itu dilatari rekam jejak Chevron selama ini di sektor migas.