Yogyakarta, Gatra.com - Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, setidaknya lebih dari 800 jenis sumber pangan dapat dioptimalkan pemanfaatannya untuk mendukung ketahanan pangan dan keanekaragaman pangan lokal.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebut Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam pemanfaatan sumber pangan tersebut. Terlebih lagi 90 % produk pangan yang beredar di Indonesia dihasilkan oleh UMKM.
“Perlu daya upaya yang konsisten dari tingkat hulu hingga hilir untuk mewujudkan ketahanan pangan bangsa, dan peranan industri UMKM menjadi sangat penting baik dari sisi pengolahan hingga kehilir atau penjualannya” kata Syahrul saat menghadiri acara Gelar Pangan Lokal Berbasis UMKM yang dihelat dikawasan Benteng Vredeburg Yogyakarta, Ahad (8/12).
Syahrul mengatakan, faktanya 99 % dari total pelaku usaha di Indonesia merupakan UMKM yang mampu menyerap hingga 97 % tenaga kerja nasional. Fungsi UMKM sebagai penggerak ekonomi rakyat merupakanan kondisi yang sangat ideal bagi pemerintah untuk memperkuat peranan UMKM, caranya dengan perluasan akses modal UMKM lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR), untuk tahap awal jumlahnya mencapai Rp30 trilyun.
“Kontribusi UMKM di sektor pangan, perlu didukung dengan perluasan akses modal, saat ini kami telah berkerjasama dengan BNI untuk menyediakan KUR yang diberikan kepada UMKM sektor pertanian, ada juga BRI,” kata Syahrul.
Syahrul menyebut KUR diharap dapat meningkatkan daya saing UMKM sehingga mampu tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dan naik kelas menjadi skala usaha yang lebih besar, selain untuk mendukung kemandirian perekonomian nasional, upaya ini diharapkan berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas pangan lokal, dan membuka peluang yang besar bagi UMKM untuk bermitra.
”Pengembangan UMKM perlu didukung dari pemerintah daerah, dan tentunya seluruh pihak termasuk swasta, untuk menumbuhkan kemitraan dari sisi produksi, pengolahan dan juga pemasaran,” katanya.
Untuk lebih memperluas akses modal UMKM di sektor pertanian, Syahrul menegaskan perbankan harus memberi kemudahan bagi UMKM untuk mengakses kredit. Ia mengaku pihaknya akan memperkuat upaya ini melalui kerjasama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan perbankan lainnya.
Syahrul juga mengajak seluruh pihak untuk mengawal pelaksanaan KUR agar berjalan efektif, efisien dan tepat sasaran.
“Kita harus backup penuh UMKM ini, BRI dan BNI wajib hukumnya untuk bantu, permasalahan utamanya kan di permodalan, selama ini kalau UMKM minta kredit, harus melalui proses administrasi yang panjang, harusnya bisa lebih sederhana, saatnya perbankan bantu UMKM sekarang” tegas Syahrul.
Kebijakan pemerintah untuk memperluas akses modal usaha pangan lokal, disambut gembira oleh Sujiono, salah satu pelaku UMKM Sambel Pecel di Yogyakarta. Ia mengaku senang mendapat dukungan usaha dari pemerintah dan berharap usahanya dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
“Program KUR ini bagus sekali, apalagi bantuan ini diberikan pemerintah dengan bunga yang rendah, saya merasa sangat terbantu, KUR ini akan saya manfaatkan untuk meningkatkan produksi, memperluas pangsa pasar dan membeli alat pendukung usaha, tentunya ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan petani, terutama petani cabai dan kacang sebagai bahan dasar usaha yang saya geluti” ungkap Sujiono.