Home Ekonomi Bank Indonesia Prediksi Laju Inflasi di Sumbar 2019 Menurun

Bank Indonesia Prediksi Laju Inflasi di Sumbar 2019 Menurun

Padang, Gatra.com -  Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi Sumatera Barat (Sumbar) tahun ini, lebih rendah dari tahun lalu. Pasalnya, hingga November inflasi daerah itu baru tercatat 1,8 persen. Tentu hal itu mengisyaratkan inflasi di Sumbar jauh lebih terkendali dari tahun sebelumnya yang 2,6 persen.
 
Kepala Bank Indonesia Wilayah Sumbar, Wahyu Purnama A, memperkirakan inflasi tahun ini lebih rendah karena pengelolaan inflasi daerah itu cenderung lebih gampang dibandingkan provinsi tetangga. Ditambah banyaknya komoditas pokok di Sumatera Barat yang sudah surplus, seperti beras dan cabai merah.
 
"Hanya manajemen pengaturan rantai distribusi, tapi (pengelolaan inflasi) relatif lebih gampang dibanding provinsi tetangga, kata Wahyu kepada awak media, Sabtu (7/12) di Padang. 
 
Kendati begitu, Wahyu mengingatkan agar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat tidak lengah. Sebab, ada potensi peningkatan inflasi dari kenaikan harga bawang merah, telur ayam ras, dan beras di akhir tahun.
 
Adapun dua kota yang menjadi tolok ukur ekonomi di Sumbar per November 2019, yaitu Kota Padang dan Bukittinggi. "Keduanya mengalami deflasi atau penurunan harga masing-masing 0,34 persen dan 0,10persen per November 2019," Wahyu menjelaskan. 

Sementara Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat, Sukardi mengatakan sejumlah komoditas pokok mengalami penurunan harga di daerah itu, akibat berlimpahnya pasokan. Terutama dari komoditas cabai merah, dan daging ayam ras, yang kedua komoditas ini pasokannya cukup melimpah pada November 2019.

Dari penjelasan Sukardi, diketahui sepanjang November lalu, cabai merah mengalami penurunan harga sebesar 17,14 persen di wilayah Kota Padang dan 7,33 persen di Bukittinggi. Kemudian, daging ayam ras mengalami deflasi 3,62 persen di wilayah Kota Padang dan 3,84 persen di Bukittinggi. 

"Komoditas pokok yang mengalami penurunan harga, seperti minyak goreng, jengkol, belut, emas perhiasan, dencis, cabai hijau, ikan tuna, angkutan udara, ketimun, dan cabai rawit," ujar Sukardi.

Menurutnya, deflasi yang dialami daerah itu menunjukkan stabilitas ekonomi masih terjaga dengan baik.

Dalam artian, prediksi inflasi tahun ini tidak meleset dari perkiraan maksimal 3,5 persen, dan plus minus satu persen. Pihaknya melihat laju inflasi masih terjaga dengan baik, dengan harapan di akhir tahun sesuai prediksi.

Kendati secara umum mengalami deflasi, namun beberapa komoditas pokok lainnya di Sumbar mengalami kenaikan harga atau inflasi. Mulai dari harga bawang merah yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 20,13 persen di wilayah Kota Padang, dan 22,66 persen di wilayah Bukittinggi. 

"Komoditas lainnya penghambat deflasi, seperti beras, pisang, jeruk, udang basah, tomat sayur, rokok kretek, rokok putih, apel, sewa rumah, kacang panjang, petai, dan sepat siam," Sukardi mengungkapkan. 

300