Semarang, Gatra.com- Sebanyak 15 ribu warga di Jawa Tengah mengikuti jalan sehat yang berlangsung di simpang lima Semarang, Minggu (8/12) dalam menyambut hari ibu yang ke 91.
'Stop Kekerasan terhadap Perempuan, Stop Bulying kepada Anak' menjadi tema dalam acara jalan sehat yang digelar oleh Polda Jateng bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa tengah . Jalan sehat diikuti oleh anggota Bhayangkari Polda Jateng, Persit Kartika Chandra Kirana Kodam IV diponegoro, Tim Penggerak PKK Jateng, aktifis perempuan dan siswa-siswa dari berbagai sekolah yang turut hadir mengkampanyekan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Kapolda Jawa Tengah Irjen pol Rycko Amelza Dahnial, dan Pangdam IV Dipnegoro Muhammad Effendi turut mengikuti jalan sehat sekaligus membuka acara jalan sehat .
Irjen Pol Rycko mengucapkan selamat hari ibu kepada ibu-ibu di seluruh Indonesia. "We love you full untuk ibu-ibu di seluruh Indonesia,” kata Kapolda Jawa Tengah, Rycko.
Ketua tim penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, tema kegiatan untuk hari ibu 2019 adalah perempuan berdaya, Indonesia maju, karena peran perempuan sangat menentukan kemajuan bangsa. Ketika perempuan melahirkan, Ia akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sehingga jika perempuan kuat diharapkan Indonesia menjadi negara yang hebat.
“Secara serentak acara jalan sehat ini dilakukan di seluruh Indonesia sedangkan di Jateng di rangkaikan dengan peringatan 16 hari stop kekerasan terhadap perempuan, dan stop perkawinan anak, dengan 15 ribu peserta yang ikut jalan sehat, hal ini menunjukan Jateng benar-benar gayeng, bergandengan tangan dan kompak demi kemajuan bangsa dan negara” Atikoh menjelaskan.
Lebih lanut, Atikoh mengatakan masyarakat perlu peduli membantu pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan stop perkawinan anak. Pasalnya, jumlah kekerasan yang ada di Jawa Tengah sudah mencapai 1800 kasus sehingga perlu upaya untuk mencegah supaya kasus kekerasan tersebut tidak bertambah.
“Perlu awaraness seluruh masyarakat dari sisi pencegahan terutama dalam hal perkawinan anak, kalau saya lebih cendrerung untuk pencegahan bukan penindakan, dengan cara mulai edukasi di tingkat keluarga, remaja yang mau menikah, karena secara psikis, anatomi, perkawinan anak cenderung belum kuat untuk menikah” ujar Atikoh.
Senada, Ketua Bhayangkari Daerah Jawa tengah Hj Ningrum Rycko Amelza Dahnial turut mendukung pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk mencegah adanya kekerasan terhadap perempuan dan bulying kepada anak.
Menurut Ningrum, anak adalah asset bangsa, pemerintah dan keluarga yang harus di lindungi agar bisa berkembang serta hindari kekerasan dan kekerasan kepada anak.
Sementara, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Kodam IV Septi Muhammad Efendi mendukung adanya kampanye pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak ini agar Indonesia bisa menciptakan Sumbr Daya Manusia yang unggul.