Jakarta, Gatra.com - Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) yang berpusat di Yogyakarta, setiap tahunnya selalu membuka program residensi Seni Pascaterampil (SPt) yang memberi kesempatan bagi seniman muda Indonesia dari berbagai disiplin seni untuk menguji ketahanan dan kreativitas diri melalui eksperimentasi dan kolaborasi multidisiplin seni, artistik dan manajemen.
PSBK mendampingi para seniman melalui fasilitasi proses penciptaan, pelatihan dan lokakarya untuk memperkuat profesionalitas dan kepribadiannya agar mampu menciptakan dialog atas gagasannya kepada masyarakat dan lingkungannya.
Program ini akan berlangsung selama 38 Minggu, sejak Februari hingga Desember. Para peserta akan dikarantina dan memiliki beberapa proyek berjenjang sepanjang program di kompleks art centre PSBK, Yogyakarta.
Baca juga: Padepokan Seni Bagong Pentaskan Lakon di Jakarta
41 tahun lalu, maestro seni Bagong Kussudiardja menggagas PSBK sebagai ruang belajar kesenian non formal berwujud padepokan seni. Bagong mendorong siswa-siswa dalam mengolah rasa agar mampu mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Dorongan semangat itu telah menembus batas negeri, jaringan lulusan PSBK tak hanya tersebar di penjuru nusantara, namun juga Asia," kata Direktur Eksekutif Yayasan Bagong Kussudiardja, Jeannie Park, Jakarta (7/12).
Program SPt merupakan sebuah program yang sangat bermanfaat bagi seniman-seniman muda yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Program yang diselenggarakan sejak tahun 2014 ini, telah merangkul dan menjadi ruang bagi banyak seniman muda untuk mengembangkan diri, pengetahuan, kualitas, dan juga keterampilan dalam menciptakan sebuah karya.
Baca juga: Bingkai Melayu di Inside Plastics-TalangTuwo Glosarium
Seniman muda dari berbagai daerah akan difasilitasi, dimentori, bahkan diberikan uang saku selama karantina di Yogyakarta. PSBK kembali membuka kesempatan bagi para seniman yang ingin mencicipi program SPt tahun depan.
Pendaftaran dibuka hingga akhir Desember, dengan beberapa kriteria utama seperti berusia antara 23 hingga 32 tahun, dan memiliki pengalaman berkesenian minimal tiga tahun.
Kemajuan teknologi dan akses atas informasi yang luas memperkaya kemampuan teknis seniman. Namun, dibutuhkan keahlian non teknis seperti kepekaan, kedisiplinan, etika, dan keterbukaan dalam kolaborasi kerja kesenian," kata Jeannie.