Jakarta, Gatra.com - Merayakan dua tahun berdirinya Amnesty International Indonesia, mereka menggelar "We the Future". Acara ini bertujuan memperkenalkan isu-isu hak asasi manusia secara interaktif dan imajinatif, sekaligus memberikan proyeksi masa depan kemanusiaan di berbagai sektor selama lima tahun ke depan.
Acara yang digelar di Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat tersebut turut mengadakan Experience Humanity Room yang merupakan ruang interaktif tempat pengunjung dapat merasakan pengalaman perjuangan hak asasi manusia di Indonesia.
Ruang interaktif terdiri dari papan memorabilia para pejuang HAM dan tragedi kemanusiaan, video experience yang menyajikan informasi mengenai para korban pelanggaran HAM, games, dan kampanye menulis untuk penegakan HAM.
"Experience Humanity adalah cara baru agar masyarakat mendapatkan pengalaman yang lebih interaktif, imersif, namun lebih mudah dipahami dalam mempelajari HAM melalui medium experience room," kata perwakilan Amnesty Internasional dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Sabtu (7/12).
Acara ini juga mengadakan forum diskusi bertajuk "Projecting Humanity: Membaca Proyeksi HAM dalam Lima Tahun ke Depan" yang turut mengundang sejumlah pembicara. Mereka adalah Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid; seniman Irwan Ahmett; Komisioner Ombudsman Republik Indonesia, Ninik Rahayu; peneliti CSIS, Noory Okthariza; dan Peneliti Amnesty International Indonesia, Aviva Nababan.
Di sesi tersebut mereka akan membicarakan proyeksi kolektif HAM, khususnya di tengah situasi terakhir di Indonesia seperti aksi #ReformasiDikorupsi, produk politik dan publik yang bermasalah seperti revisi UU KPK, tertundanya pengesahan UU Penghapusan Kekerasan Seksua, dan kriminalisasi aktivis.