Manila, Gatra.com - Lifter putri masa depan, Windy Cantika Aisyah telah mengukir tinta emas pada SEA Games XXX Filipina 2019. Bukan hanya meraih medali emas kelas 48 kg putri pada penampilan perdana di ajang pesta olahraga dua tahunan negara-negara Asia Tenggara, tapi Windy juga mempertajam rekor dunia junior untuk angkatan Snatch miliknya dari 84 kg menjadi 86 kg.
Kini, putri ketiga mantan lifter peraih perak Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Amerika Serikat 1987, Siti Aisyah itu mulai membidik tiket Olimpiade Tokyo 2020. Alasannya, dia ingin mencatat prestasi melebih prestasi yang telah diukir ibunya.
"Saya sih kalau bisa meraih prestasi yang pernah diukir mama. Saya memang ingin tampil di Olimpiade Tokyo 2020," kata Windy dalam keterangan pers yang diterima Gatra.com, Jumat (6/12).
Memang tidak mudah untuk mendapatkan tiket pada pesta olahraga akbar empat tahunan dunia itu. Gadis kelahiran Bandung, 11 Juni 2002 ini harus mengumpulkan poin dari event internasional yang ditetapkan sebagai babak kualifikasi Olimpiade Tokyo.
Yakni, Kejuaraan Angkat Besi Qatar Open, 19-24 Desember 2019 dan Kejuaraan Angkat Besi Asia di Kazakhstan, 16-26 April 2020.
"Syarat tampil di Tokyo itu harus berada di delapan besar peringkat dunia. Makanya, saya akan mempersiapkan diri untuk menghadapi Qatar Open 2019 dan Kejuaraan Angkat Besi di Kazakhstan 2020 untuk mengejar poin. Mudah-mudahan saja keinginan saya bisa terealisasi," tambah Windy yang kini berada di peringkat 20 dunia.
Disinggung masalah bonus dari pemerintah, Windy dengan enteng menjawab, "Biarlah bonus yang diberikan pemerintah itu buat mama semuanya," ujar pelajar kelas 9 SMA Handayani Pamengpek Kabupaten Bandung, Jawa Barat tersebut.
Sama seperti kedua kakaknya, Windy sejak usia satu tahun memang sudah sering dibawa Siti Aisyah ke tempat latihan. Hanya saja, kakanya Sandy Zainul Hikmat dan Sandy Frmansyah memilih karir menjadi wasit dan pelatih di Sasana Angkat Besi Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Berbicara masalah cita-cita, Windy mengungkapkan ingin menjadi dokter. "Waktu kecil, saya memang bercita-cita ingin menjadi dokter karena melihat keluarga ayah memang kebanyakan dokter dan suster. Tapi, lihat saja nanti. Yang pasti, saya akan konsentrasi dulu untuk mengejar tiket ke Olimpiade," jelasnya.