Siak, Gatra.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak mengusulkan Tengku Buang Asmara sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Ikut melawan kolonial Belanda dalam Perang Guntung di Selat Guntung, menjadi salah satu alasan pengusulan itu.
"Perjuangan Sultan Siak ke II ini perlu kita angkat dan abadikan sebagai bentuk penghormatan atas jasa almarhum yang ikut memperjuangan bangsa ini dari penjajah Kolonial Belanda. Jadi, selayaknya Tengku Buang Asmara mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional," kata Asisten Administrasi Umum Sekdakab Siak, Jamaluddin saat diskusi Naskah Sejarah Perjuangan Tengku Buang Asmara melawan Kolonialisme Belanda di salah satu hotel di Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (6/12).
Untuk menghormati jasa-jasanya, Pemkab Siak juga sudah mengabadikan nama Tengku Buang Asmara sebagai nama jalan di Kota Siak Sri Indrapura dan nama Bumi Perkemahan Pramuka yang terletak di Kampung Merempan Hilir, Kecamatan Mempura.
"Saya berharap tim penyusunan dan penulis naskah sejarah perjuangan beliau dapat bekerja semaksimal mungkin untuk menjadikan Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah atau lebih dikenal dengan nama Tengku Buang Asmara menjadi Pahlawan Nasional," Jamal berharap.
Kalau harapan itu terwujud kata Jamal, tentu akan mengangkat marwah dan nama Siak di level Nasional maupun Internasional.
Salah seorang tim penyusunan naskah, OK Nizami Jamil menceritakan, Sultan Kedua Kerajaan Siak itu sangat konsisten menentang kehadiran Belanda di wilayah kekuasaannya pada masa itu. Dia tidak pernah menyerah hingga mangkat pada tahun 1760.
Semangat patriotik dan cinta tanah air tersirat dalam wasiatnya sebelum wafat. Dia berpesan kepada anaknya Tengku Ismail dan Kemenekannya Tengku Muhammad Ali, agar mereka tidak bekerja sama dengan penjajah dan tidak terpecah belah hingga menimbulkan perang saudara.
"Sejak muda hingga ditabalkan sebagai sultan, beliau sudah berjuang di perairan Riau dan Selat Malaka untuk mempertahankan kedaulatan Kerajaan Siak," katanya.
Sebelumnya, tim penyusunan naskah perjuangan Tengku Buang sudah mengunjungi lokasi perang Guntung di Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh dan Makam Tengku Buang Asmara di Kelurahan Mempura, Kecamatan Mempura.
Pada Rabu (4/12) lalu, tim juga sudah mengkaji lembar kerja/paper perjuangan Tengku Buang Asmara melawan Kolonialisme Belanda (1746M-1760M) yang sebelumnya sudah disusun oleh OK Nizami Jamil.
Reporter: Sahril Ramadana