Subic, Gatra.com - Atlet Modern Pentathlon Putri Indonesia, Dea Salsabila Putri, berhasil menyumbangkan emas ke-30 bagi kontingen Garuda dari nomor Beach Triatle Women Individual. Ini adalah emas kedua Dea di ajang SEA Games XXX Filipina 2019. Sebelumnya ia juga berhasil mengantongi medali emas setelah menjadi yang tercepat di nomor Laser Run Women Individual, Kamis (5/12).
Dalam perlombaan yang digelar di Subic Bay Boardwalk, Jumat (6/12), Dea mencatatkan waktu tercepat di antara tujuh pesaing lainnya. Ia membukukan waktu 19 menit dan 52,73 detik untuk menyelesaikan lomba lari, berenang, dan menembak.
Atlet Thailand, Sanruthai Aransiri yang berada di urutan ke-2 membukukan waktu 20 menit 50,97 detik. Sementara atlet tuan rumah, Princess Arbilon, berada di urutan ke-3 dengan catatan waktu 21 menit 29,36 detik.
Modern Pentathlon sendiri baru pertama kali dilombakan pada SEA Games kali ini. Dea bahkan hanya memiliki waktu 6 bulan untuk mempersiapkan setiap nomor yang diikutiny seperti Beach Laser Run Women Individual, Beach Triatle Women Individual, dan Beach Laser Run mix Relay. Sebelumnya, Dea hanya turun di nomor Tetra dan Pentak.
''Ini SEA Games pertama saya dan Alhamdulillah dapat 2 emas. Kebetulan Modern Pentathlon sendiri baru pertama kalinya di SEA Games,'' ungkap Dea dalam pernyataan yang diterima Gatra.com.
Sementara itu di kelompok putra, wakil Indonesia, Muhammad Taufik, berhasil memastikan medali perunggu dengan catatan waktu 17 menit dan 37,76 detik. Ia dikalahkan atlet Filipina, Michael Ver Anton Comaling, yang mencatatkan waktu 17 menit dan 8,87 detik. Perak menjadi milik wakil Thailand, Phurit Yohuang, dengan waktu 17 menit dan 19,83 detik.
Atlet modern pentathlon Indonesia lainnya, Cintya Nariska, yang awalnya finish di posisi kedua dengan selisih waktu 9,290 detik, batal naik podium sebagai juara ke-2. Hal ini dikarenakan adanya aturan yang sudah disepakati pada pertemuan delegasi, yang kemudian menetapkan untuk hanya ada satu perwakilan dari negara peserta yang bisa naik ke atas podium.
Sehingga, bila ada dua atlet dari satu negara yang berhasil duduk di peringkat tiga terbaik, maka satu di antaranya harus dianulir.