Paris, Gatra.com - Unjuk rasa atas penolakan rencana reformasi pensiun di Prancis masih berlanjut. Sebelumnya aksi mogok kerja yang melumpuhkan Prancis itu terjadi pada Kamis (5/12) kemarin.
Beberapa serikat buruh, seperti buruh kereta api dan metro, memilih untuk memperpanjang aksi mogok. Hal ini mengakibatkan adanya gangguan besar pada layanan-layanan utama negara.
Dilansir BBC, aksi pada Kamis yang dilakukan oleh 800.000 orang lebih ini, berujung kekerasan di sejumlah kota. Pasalnya, para buruh merasa geram atas adanya rencana reformasi pensiun yang dinilai merugikan mereka.
Saat ini, Prancis memiliki 42 skema pensiun berbeda di sektor swasta dan publik, dengan variasi tunjangan berdasarkan usia pensiun. Presiden Emmanuel Macron mengatakan rencananya akan dibuat sistem berbasis poin universal yang menurutnya akan lebih adil, tetapi hal ini banyak dikecam masyarakat.
Rencananya, para pekerja kereta api memilih untuk memperpanjang aksi mogoknya hingga Jumat (6/12). Sedangkan, serikat pekerja bus di Paris dan operator metro mengatakan, setidaknya akan memperpanjang aksi mogok mereka hingga Senin (9/12).
Hari ini, Jumat (6/12), sejumlah perjalanan kereta dibatal pada jam-jam sibuk. Selain itu, 10 dari 16 jalur metro juga mengalami penutupan. Kemacetan lalu lintas di jalan-jalan utama ibukota terjadi hingga lebih dari 350 km (217 mil).
Bahkan, sejumlah penerbangan terganggu. Banyak sekolah diperkirakan akan tetap tutup. Serta rumah sakit kekurangan pegawai.
Dilaporkan, pemerintah telah merencanakan tindakan penanganan yang akan dilakukan pada akhir pekan. Namun, beberapa pemimpin serikat pekerja telah bersumpah untuk mogok sampai Macron membatalkan rencananya untuk merombak sistem pensiun.
"Kami akan memprotes setidaknya selama satu minggu, dan pada akhir minggu itu adalah pemerintah yang akan mundur," kata seorang karyawan transportasi Paris, Patrick Dos Santos (50).