Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyoroti banyaknya festival-festival kebudayaan yang tidak berfokus pada keberlanjutan.
Menurut Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, sejatinya banyak kegiatan kebudayaan yang mempunyai potensi besar, namun masyaraat hanya berfokus pada eventnya, sehingga sustainable pembelajaran kebudayaan tidak dilakukan.
"Pokoknya yang penting festival kebudayaan ini kalau bisa langgeng, sehingga ekosistemnya bisa tumbuh. Selama ini kurang banyak mendapat perhatian, sehingga banyak festival yang bagus, namun setelah diselenggarakan 1-2 tahun menghilang. Kita ngga mau kaya gitu," kata Hilmar saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (6/12).
Hilmar mengatakan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud meluncurkan platform Indonesia sebagai platform gotong royong dalam pembangunan kebudayaan. Berdasarkan evaluasi sejak 2017 yang dilakukan banyak yang terlalu fokus pada event, sehingga esensi kebudayaan yang dihadirkan dalam event atau festival tersebut justru tidak terserap.
“Kalau kita perhatikan dalam event atau festival kebudayaan itu orang cuma terpaku acara, 2 sampai 3 udah selesai, sehingga pembelajarannya dan potensi itu ngga dilatih, padahal bagus sekali potensinya. Kita ngga mau kaya gitu. Makanya dalam platform Indonesiana ini fokus utamanya adalah keberlanjutan,” kata Hilmar.
Selain itu, Hilmar juga menyebut kedepan dalam gelaran festival atau event kebudayaan, diharapkan dorongan juga timbul dari daerah. Sehingga, pemajuan kebudayaan dapat dengan mudah menjangkau secara masif.
“Yang paling penting dalam penganggaran juga dilakukan sama-sama, dari daerah dan pusat. Jadi bukan hanya acara dari pusat yang diselenggarakan di daerah,” katanya.