Washington DC, Gatra.com - Pihak Pentagon di Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan mengirim beberapa ribu pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk membantu mencegah agresi Iran, di tengah laporan meningkatnya kekerasan demontrasi di Iran dan terus campur tangan Iran di Irak, juga Suriah, dan bagian lain di wilayah tersebut.
Seperti dilansir AP News (6/12), Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan AS John Rood mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Mark Esper bermaksud untuk melakukan perubahan pada jumlah pasukan yang dikerahkan di wilayah tersebut.
Pejabat lain mengatakan opsi yang dipertimbangkan ialah mengirim antara 5.000 dan 7.000 tentara ke Timur Tengah, tetapi mereka semua menekankan bahwa belum ada keputusan resmi. Para pejabat masih berbicara soal pertimbang-pertimbangan internal.
Beberapa waktu terakhir, pasukan AS memang terlibat di sejumlah kejadian seperti serangan kilang minyak Aramco maupun serangan bom laut yang keduanya dituduhkan ke Iran. Penambahan pasukan sebagai upaya untuk memperkuat barisan tempur AS di Timur Tengah.
Presiden Donald Trump telah menyetujui penambahan itu, meskipun ia juga secara rutin menegaskan bahwa ia menarik pasukan AS keluar dari Timur Tengah dan menarik diri dari apa yang ia sebut "perang tanpa akhir" terhadap para ekstremis.
"Satu-satunya kesalahan terbesar yang dilakukan negara kita dalam sejarahnya, pergi ke pasir hisap di Timur Tengah," katanya.
"Kami akan mengumumkan apakah kami akan [menyetujui] atau tidak. Tentu saja mungkin ada ancaman. Dan jika ada ancaman, itu akan dipenuhi dengan kekuatan. Tetapi kami akan mengumumkan apa yang mungkin kami lakukan, mungkin atau mungkin tidak dilakukan," ujar Trump ketika ditanya tentang kemungkinan penambahan pasukan.
Kamis malam, penasihat keamanan nasional Trump Robert O'Brien mengatakan presiden terbuka untuk mengirim lebih banyak pasukan ke Timur Tengah. "Jika pasukan diperlukan untuk menghalangi Iran, kami memiliki kapasitas untuk memindahkan mereka ke wilayah tersebut, meskipun saya tidak berpikir itu akan terjadi sekarang juga," kata O'Brien.