Bogor, Gatra.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) meluncurkan vaksin avian influenza bivalen, vaksin avian influenza kombinasi HPAI dan LPAI, dan vaksin New Castle Disease/NCD (Tetelo) GTT 11.
Selain itu, terdapat teknologi diagnosa kit ELISA DIVA yang digunakan untuk membedakan reaksi hasil vaksinasi dengan infeksi avian influenza.
Teknologi tersebut diluncurkan sebagai upaya peningkatkan kesehatan unggas, sehingga mampu produksi secara optimal.
"Vaksin menjadi kebutuhan kita yang pasti makin intens ke depan. Populasi unggas kami harap makin berkembang," kata Menteri Pertanian Syahrul Yadin Limpo di Balitvet, Kamis (5/12).
Menurutnya, keberadaan vaksin menjadi penting sebagai antisipasi terjadinya serangan penyakit bagi unggas.
"Balitbang harus menghadirkan antivirus, antipenyakit hewan baru yang bisa diciptakan sendiri. Saya harap kepada Kepala Badan, kami berencana [melakukan] intervensi dunia dengan hasil riset. Peneliti-peneliti di sini cukup hebat," tuturnya.
Syahrul mengatakan pihaknya tengah berupaya melakukan produksi massal dan memasarkannya hingga ke mancanegara.
Oleh karena itu, Ia membuka kesempatan kepada para investor untuk menanamkan modalnya. "Pemerintah terbatas kemampuannya. Private sector, para pengusaha, bahkan dunia privat yang ada kita terbuka," pungkasnya.