Jakarta, Gatra.com - Presiden Direktur Babarafi, Nilamsari memprediksikan, iklim usaha di tahun 2020 mendatang tidak stabil. Pasalnya, sejak Juli 2019 lalu, pelemahan ekonomi cukup drastis. "Padahal dari Januari ke Juli itu ekonomi agak lumayan membaik," katanya di Jakarta, Kamis (5/12).
Oleh karena itu, lanjut Nilam, Usaha Micro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus bekerja ekstra keras untuk menghadapi hal ini. Dukungan pemerintah juga sangat diperlukan dalam hal ini. "Salah satunya dengan cara ekonomi kreatif, itu akan menambah nilai tambah. Mungkin yang jadi masukan ke pemerintah adalah UMKM itu harus diarahkan untuk tidak hanya menjual barang," jelasnya.
Nilam melanjutkan, selama ini UMKM indonesia hanya berfokus pada penjualan produk saja. Padahal, keuntungan utama terdapat pada nilai bisnis itu sendiri atau yang biasa dikenal dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). "Contohnya di Babarafi tidak menjual kebab, kita tidak menjual burger, bahkan kita tidak menjual gerobak. Tapi yang kita jual adalah potensi bisnisnya," ucapnya.
Selain itu, tranformasi digitalisasi juga jadi solusi UMKM menghadapi pelemahan ekonomi ini. Pemanfaatan digitalisasi ini dinilai bisa membantu pemasaran menjadi lebih efisien dan dapat menekan biaya. "Lebih efisien dengan biaya yang kecil tapi impact-nya besar. Karena kalau sekarang bagi-bagi brosur sudah gak jaman. Sekarang pasang aja iklan digital, sama dengan biaya cetak satu brosur satu rim, lebih terkena. Kita tinggal targetkan orangnya mau yang mana, jenis kelaminnya apa, dan lain-lain," pungkasnya.