Kebumen, Gatra.com – Dampak positif keberadaan tol selatan atau Tol Bandung-Yogyakarta dinilai tak sebesar Jalan Lintas Selatan-Selatan (JLSS) alias Jalan Daendels. Pasalnya, tol lebih bersifat eksklusif.
Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah (Setda) Kebumen, Budhi Suwanto mengatakan daya dongkrak tol untuk masyarakat masih kalah oleh JLSS yang sifatnya terbuka. JLSS memungkinkan masyarakat Kebumen membuka usaha dan memperoleh dampak mudahnya transportasi.
“Menurut saya, dampaknya masih besar JLSS ya. Tol kan sifatnya memang berbeda. Karena pintu masuk dan exit-nya saja kan tertentu,” katanya.
Dia mencontohkan, dari JLSS, pelintas bisa langsung menuju ke tempat wisata atau berhenti di pinggir jalan untuk berisitirahat. Ini akan berbeda dengan tol yang istirahatnya harus di rest area.
“Ya kan memang berbeda ya. Kalau JLSS itu sifatnya terbuka. Kalau tol itu kan tertutup,” ujarnya.
Kata dia, masyarakat pun dengan mudah membuka usaha di pinggir jalan JLSS. Akan tetapi warga tak bisa serta merta membangun usaha di tol, terkecuali di rest area.
Namun begitu, dia pun berpendapat keberadaan JLSS dan tol tidak akan tumpang tindih meski berdekatan. Sebab biasanya kendaraan yang masuk tol memang bertujuan untuk perjalanan jauh.
Dia lebih berharap agar tol bisa mempermudah akses untuk industri lokal Kebumen. Terlebih, Pemkab Kebumen tengah mendorong industri kreatif dan pariwisata.
Menurut dia, ini juga selaras dengan program pemerintahan Presiden Jokowi yang mendorong sektor pariwisata sebagai salah satu upaya untuk mensejahterakan rakyat. “Industri lokal Kebumen akan terdongkrak karena akses transportasinya lebih mudah,” jelasnya.